Keajaian itu membuat para tentara berseru 'Montjoie Saint-Denis!'
Spanduknya kemudian menjadi spanduk kerajaan.
Encyclopedie Universalis juga mengatakan kata 'mon-joie' mirip dengan mont-joies, tumpukan batu kecil yang masih bisa ditemukan di leher gunung.
Dulunya di Abad Pertengahan kata ini dipakai untuk merujuk bukit, oratorium, atau area yang harus dilindungi.
Seruan ditinggalkan sejak abad ke-16, lalu menjadi titik temu politik dengan lahirnya royalisme tahun 1789, tulis Paul Chopelin dosen sejarah modern di Universitas Jean Moulin di Lyon.
Seruan ditemukan kembali dan diciptakan kembali pada abad ke-19.
Sejarawan Jules Michelet berhasil menjadikannya "jeritan Perancis", berupa "visi yang jelas-jelas ketinggalan zaman yang sangat melebih-lebihkan pentingnya seruan ini, tetapi sangat sering menjadi cita-cita nasionalis saat itu," ujar Florian Besson.
"Ketika para ksatria menggunakan panggilan ini, mereka tidak memikirkan Prancis tetapi kerajaan. Tetapi sangat penting bagi Michelet untuk menemukan "jeritan Prancis" dari abad ke-12, "katanya.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR