Pancasila sebagai Sistem Etika Membentuk Perilaku Manusia Indonesia dalam Segala Aspek

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Pancasila sebagai sistem etika
Pancasila sebagai sistem etika

Intisari-Online.com- Pancasila sebagai sistem etika mendasarkan penilaian baik dan buruk pada nilai-nilai pancasila, yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan.

Kelima nilai tersebut membentuk perilaku manusia indonesia dalam semua aspek kehidupannya.

Meskipun nilai-nilai Pancasila merupakan kristalisasi nilai yan hidup dalam realitas sosial, keagamaan, maupun adat kebudayaan bangsa indonesia, namun sebenarnya nilai-nilai pancasila juga bersifat universal dapat diterima oleh siapapun dan kapanpun.

1. Nilai yang pertama yakni ketuhanan

Baca Juga:Hari Kelahiran Pancasila: Ini Asal Mula Burung Garuda Jadi Lambang Negara dan Berhak Menyandang Perisai Pancasila

Secara hirarkis nilai ini bisa dikatakan sebagai nilai tertinggi karena menyangkut nilai yang bersifat mutlak.

Seluruh nilai kebaikan diturunkan dari nilai ini.

Suatu perbuatan baik dikatakan baik apabila tidak bertentangan dengan nilai, kaedah dan hukum tuhan.

2. Nilai kedua yakni kemanusiaan

Suatu perbuatan dikatakan baik apabila sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan.

Baca Juga:Hari Kelahiran Pancasila: Ini Alasan Mengapa Tanggal 1 Juni Menjadi Hari Lahir Pancasila

Prinsip pokok dalam nilai kemanusiaan pancasila adalah keadilan dan keadaban.

Keadilan mensyaratkan keseimbangan,antara lahir dan batin,jasmani dan rohani.

Sedangkan keadaban mengindikasi keunggulan manusia di banding dengan makhluk lain seperti tumbuhan, hewan, dan benda tak hidup.

Karena itu, suatu perbuatan dikatakan baik apabila sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan yang didasarkan pada konsep keadilan dan keadaban dari nilai kemanusiaan menghasilkan nilai kesusilaan contohnya seperti tolong menolong, penghargaan, kerja sama dan lain lain.

Baca Juga:Kisah Lahirnya Sang Garuda, 'Penyandang' Perisai Pancasila yang Penuh Makna

3. Nilai yang ketiga yakni persatuan

Perbuatan dikatakan baik apabila dapat memperkuat persatuan dan kesatuan.

Karena sangat mungkin seseorang seakan akan mendasarkan perbuatannya atas nama agama, namun apabila perbuatan tersebut dapat memecah persatuan dan kesatuan maka pandangan dari etika pancasila bukan merupakan perbuatan baik.

4. Nilai keempat yakni kerakyatan

Baca Juga:Dibanding Pancasila, Declaration Of Independence Bahkan Communist Manifesto Tak Ada Apa-apanya, Ini Buktinya

Dalam kaitan dengan kerakyatan terkandung nilai lain yang sangat penting yaitu nilai hikmat/kebijaksanaan dalam permusyawaratan.

Kata hikmat/kebijaksanaan berorientasi pada tindakan yang mengandung nilai kebaikan tertinggi.

Atas nama mencari kebaikan, pandangan minoritas belum tentu kalah di banding mayoritas.

Dengan demikian, perbuatan belum tentu baik apabila disetujui/bermanfaat untuk orang banyak.

Namun perbuatan itu baik jika atas dasar musyawarah yang di dasarkan pada konsep hikmah/kebijkasanaan.

Baca Juga:Di Ende Bung Karno Dikucilkan, di Ende Pula Pancasila Dilahirkan

5. Nilai yang kelima yakni keadilan

Nilai keadilan pada sila kelima lebih di arahkan pada konteks sosial.

Suatu perbuatan dikatakan baik apabila sesuai dengan prinsip keadilan masyarakat banyak.

Menurut kohlberg, keadilan merupakan kebajikan utama bagi setiap pribadi masyarakat.

Keadilan mengandaikan sesama sebagai partner yang bebas dan sama derajatnya.

Baca Juga:Selamat Hari Lahir Pancasila! Ini Sejarah Lahirnya Pancasila: Pidato Soekarno hingga Rumusan Panitia Sembilan

Pancasila sebagai sistem etika dapat menjadi sistem etika yang sangat kuat, nilai-nilai yang ada tidak hanya bersifat mendasar, namun juga realistis dan aplikatif.

Apabila dalam kajian aksiologi dikatakan bahwa keberadaan nilai mendahului fakta, maka nilai-nilai pancasila merupakan nilai-nilai ideal yang sudah ada dalam cita-cita bangsa Indonesia yang harus di wujudkan dalam realitas kehidupan.

(*)

Artikel Terkait