Berulang Kali Australia Menyebut Perang dengan China, Rupanya Ada Maksud Tersembunyi di Baliknya, Hubungan Memanas Ini Jadi Pemicunya

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Hubungan antara kedua belah pihak menjadi lebih berbahaya, ketika Australia berulang kali menyebut "perang" dengan China.
Hubungan antara kedua belah pihak menjadi lebih berbahaya, ketika Australia berulang kali menyebut "perang" dengan China.

Intisari-online.com - Belakangan hubugan Australia dan China memang memanas, seperti kita tahu Australia juga merupakan sekutu Amerika.

Penyebutan istilah "perang" baru-baru ini juga banyak dikatakan oleh pejabat Australia, merujuk pada China.

Namun, jika perang sungguhan terjadi jelas Australia kalah telak dari segi manapaun.

Ukuran militer yang lebih kecil, belum lagi kurangnya senjata nuklir yang dimiliki negara tersebut.

Baca Juga: Makin Gila Kisruh AS-China, Gegara Perseteruan Asal-Usul Covid-19, China Sampai Siapkan Hulu Ledak Nuklir Persiapan Jika Perang Dengan AS Terjadi

Hubungan keduanya memang mendingin sejak satu tahun, selama pemerintahan Perdana Menteri Scott Morrison.

Ia secara terbuka juga menyerukan penyelidikan Covid-19 yang belakangan ini sempat memanas.

Australia juga mengkritik China atas hak asasi manusia di Xinjiang dan Hong Kong.

Hubungan antara kedua belah pihak menjadi lebih berbahaya, ketika Australia berulang kali menyebut "perang" dengan China menurut CNN.

Baca Juga: Malaysia Mencekam, Covid-19 Bikin Negaranya Lakukan Lockdown Super Ketat, Indonesia Diprediksi Kena Getahnya

Pada Hari Anzac pada tanggal 25 April (Hari untuk mengingat tentara yang tewas dalam operasi Gallipoli di Turki selama Perang Dunia I).

Menteri Pertahanan Australia yang baru Peter Dutton mengatakan bahwa warga Australia perlu "realistis" tentang ketegangan di kawasan.

Pada saat yang sama disebutkan kemungkinan konflik dengan China atas masalah Taiwan.

Pada hari ini, Menteri Dalam Negeri Australia Mike Pezzullo juga menyinggung kemungkinan perang dengan China.

Seminggu kemudian, sejumlah surat kabar menerbitkan dugaan pernyataan rahasia dari Mayor Jenderal Adam Findlay, mantan komandan Operasi Khusus Angkatan Darat Australia.

Kepada tentara pasukan khusus, di mana ia berbicara seputar Konflik antara Australia dan China "sangat mungkin".

Baca Juga: Melebar Kemana-mana, Asal-usul Covid-19 Malah Bikin Joe Biden Tuduh China Berniat Kuasai AS pada Tahun 2035, Apa Maksudnya?

Jenderal Findlay mengatakan China bersaing dengan Australia di "zona abu-abu" untuk mencapai tujuannya tanpa menggunakan kekuatan.

Ini tidak akan berubah meskipun ada upaya Australia untuk menghindari konflik.

Frasa perang "zona abu-abu" menggambarkan tindakan agresif seperti serangan dunia maya, pengumpulan intelijen, sanksi perdagangan, dll.

Tetapi tidak sampai pada tindakan militer.

Jenderal itu menyarankan agar tentara bersiap menghadapi kemungkinan perang dengan China, ancaman terbesar bagi wilayah tersebut.

Bulan lalu, Perdana Menteri Morrison mengumumkan pengeluaran 580 juta dollar AS untuk meningkatkan kemampuan militer.

Baca Juga: China Dipaksa Bertekuk Lutut, Amerika Sudah Kantongi Bukti Menggemparkan Soal Asal-Usul Covid-19 Tuduhan Kebocoran Laboratorium Wuhan Makin Terlihat?

Australia juga mengumumkan peningkatan besar-besaran pangkalan militernya, serta perluasan latihan bersama dengan AS.

Juga di bulan April, Michael Goldman, Duta Besar AS untuk Australia, mengatakan bahwa sekutu adalah "perencanaan strategis" tentang kemungkinan tanggapan bersama jika terjadi konflik atas masalah Taiwan.

Artikel Terkait