Krisis Covid-19 di India Bikin Ribuan Anak-anak Menjadi Yatim Piatu

Mentari DP

Editor

Pandemi Covid-19 juga melanda Nepal, membuatnya terlihat seperti India.
Pandemi Covid-19 juga melanda Nepal, membuatnya terlihat seperti India.

Intisari-Online.com - Pratham yang berusia lima tahun dan saudara laki-lakinya yang berusia 10 bulan Ayush kehilangan ayah mereka karena Covid-19 pada bulan April 2021.

Beberapa hari kemudian, di rumah sakit Delhi yang berbeda, mereka kehilangan ibu mereka.

Dilansir dari bbc.com pada Senin (31/5/2021), dunia mereka telah berubah dan mereka bahkan tidak menyadarinya.

Baca Juga: Sampai Pasien Positif Kabur dari Rumah Sakit, Ribuan Warga India Malah Antri 'Obat Ajaib' untuk Lawan Covid-19

Mereka tidak mengerti mengapa orangtua mereka butuh waktu lama untuk pulang.

Kerabatnya memberi tahu Pratham bahwa ibu dan ayahnya pergi bekerja.

Tapi Pratham terus bertanya, dan setiap hari menjadi lebih sulit dari hari sebelumnya.

Para kerabat memutuskan untuk menghubungi organisasi non-pemerintah (LSM) yang berbasis di Delhi yang bekerja dengan anak-anak yatim piatu.

LSM itu berharap seseorang akan mengadopsi Pratham dan saudaranya.

Sonia (12) dan saudara laki-lakinya Amit (7) juga kehilangan ayah mereka pada gelombang pertama pandemi pada Juni tahun lalu dan ibu mereka pada April tahun ini.

Nenek dari pihak ayah sedang menjaga mereka saat ini.

Baca Juga: Krisis Covid-19 di India Belum Usai, Negara IniMakin Porak-poranda GegaraAngin Topan

Tapi sang nenek khawatir tentang masa depan mereka, tetapi bahkan tidak ingin mempertimbangkan untuk mendaftarkan mereka untuk diadopsi.

"Siapa yang akan menjaga anak-anak ini setelah aku?" dia berkata.

"Anak-anak ini adalah warisan dari putra dan menantu perempuan saya."

"Banyak orang datang untuk meminta adopsi. Bagaimana saya bisa memberikan mereka?".

Pandemi virus corona (Covid-19)telah menghancurkan banyak keluarga di seluruh India. Lalu membuat banyak anak menjadi yatim piatu.

Smirti Irani, Menteri Kesejahteraan Perempuan dan Anak, baru-baru ini men-tweet bahwa kedua orangtua dari setidaknya 577 anak telah meninggal akibat virus corona antara 1 April dan 25 Mei.

Tapi para ahli memperkirakan angka itu bisa lebu banyak.

Selama akhir pekan, Perdana Menteri India Narendra Modi juga mengumumkan langkah-langkah untuk membantu anak-anak yatim piatu.

Salah satunya dengan dana sekitar 13.970Dolar AS disisihkan untuk setiap anak.

Nantinya uang itu akan diberikan kepada anak usia 18 sampai 23 tahun sebagai tunjangan.

Diketahui, India memiliki undang-undang adopsi yang ketat, di mana setiap negara bagian memiliki komisi perlindungan dan kesejahteraan anak yang menunjuk pejabat di distrik.

Sejumlah LSM juga membantu orang-orang yang ingin mengadopsi anak dapat mendaftarkan diri mereka sendiri.

Baca Juga: Bikin Ratusan Orang di India Tewas, Inggris Ketakutan Setengah Mati KetikaVarian Covid-19 India Ditemukan di Negaranya, Langsung Buat Pemerintah Lakukan Hal Ini

Walau begitu,tingkat adopsi India rendah. Hanya 3.351 anak diadopsi hingga Maret 2020. Sementara ada puluhan ribu anak yang menjadi yatim piatu.

Sebagai perbandingan, lebih dari 66.000 anak diadopsi di AS pada 2019.

Dan kondisi diperparah setelahgelombang kedua di India, kata Anurag Kundu, ketua Komisi Perlindungan Hak Anak Delhi.

"Dalam hidup saya, saya belum pernah mendengar begitu banyak orang meninggal dalam rentang waktu sesingkat itu," kata Kundu.

"Mereka pasti telah meninggalkan begitu banyak anak yang berusia di bawah 18 tahun."

"Kondisi ini adalah darurat nasional."

Di negara bagian terpadat di India, Uttar Pradesh, lebih dari 1.000 anak yatim piatu setelah orangtua mereka meninggal karena Covid-19.

Itu baru di sana. Belum gambaran nasional yang mungkin akan lebih banyak.

Sebenarnya, anak-anak itu bisa diadopsi oleh keluarga mereka atau kerabat dekat.

Namun terkadang itu tergantung bagaimana perekonomian keluarga ang mengadopsi.

Ada juga ketakutan terhadap perdagangan anak.

Di mana pernah ditemukanhalaman Facebook yang menawarkan anak-anak untuk diadopsi.

"Salah satu anggota staf saya menelepon nomor tersebut di halaman Facebook, dan mereka mengutip harga 7.000 Dolar AS untuk satu anak," terang Kundu.

"Kami telah melaporkan kelompok itu ke polisi."

Baca Juga: Angin Segar Bagi Penduduk Dunia, di Tengah Kacaunya India Akibat Covid-19, Ilmuwan Temukan Cara Melemahkan Virus Corona, Terungkap Sudah Kelemahan Covid-19

Artikel Terkait