Saya melihat satu perahu motor meluncur ke arah dermaga dan segera saya bisa melihat wajah GI itu.
Beberapa tentara Amerika tampak menatap langsung ke arah saya. Saya balas menatap.
Tiba-tiba, saya dikejutkan oleh sebuah suara, lebih dekat dan cukup keras. Hai, yang disana!
Saya berbalik dengan cepat. Seorang perwira Angkatan Darat A.S. yang tinggi, berusia akhir dua puluhan, telah bergabung dengan saya di tanggul.
“Saya Kapten Kelly,” katanya dengan senyum lebar dan mengulurkan tangannya.
Saya mengambilnya dan menunggu dia melanjutkan. “Apakah kamu berbicara bahasa Jepang?” Dia bertanya.
“Ya, Tuan,” jawab saya.
"Baik! Anda dapat membantu saya. Saya telah menyita bus sekolah tetapi saya tidak dapat berkomunikasi dengan pengemudi. Ikutlah dengan saya dan beri tahu dia ke mana harus pergi." (ktw)
Baca Juga: Pasca Holocaust: Hingga 250.000 Pengungsi Yahudi Tak Mau Kembali ke Eropa Timur
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR