Intisari-Online.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Bidenmendapat banyak pertanyaan dari beberapa orang di partai Demokratnya tentang jumlah bantuan yang dikirim AS ke Israel.
Senator Bernie Sanders mengatakan AS harus melihat dengan cermat bagaimana uang itu dibelanjakan.
Jangan sampai uang yang diberikan AS itu digunakan Israel untuk menyerang Palestina dan Jalur Gaza.
Berapa banyak bantuan yang diberikan AS?
Dilansir dari bbc.com pada Selasa (25/5/2021), pada tahun 2020, AS memberikan bantuan sebanyak 3,8 miliarDolar AS (Rp54,4 triliun) ke Israel.
Dana bantuan itu merupakan bagian dari komitmen tahunan jangka panjang yang dibuat di bawah pemerintahan Obama.
Dukungan ini datang sebagai bagian dari kesepakatan yang ditandatangani oleh mantan Presiden Barack Obama pada 2016 untuk paket keseluruhan 38 miliarDolar AS (Rp544 triliun) bantuan militer selama dekade 2017-2028.
Ini mewakili peningkatan sekitar 6% (disesuaikan dengan inflasi) selama komitmen pengeluaran untuk dekade sebelumnya.
Selain itu, tahun lalu AS memberikan 5 juta Dolar AS untuk memukimkan kembali para migran di Israel.
Negara ini memiliki kebijakan lama untuk menerima orang Yahudi dari belahan dunia lain sebagai warga negara.
Lalu bagaimana Israel menggunakan uang AS?
Selama bertahun-tahun, bantuan AS telah membantu Israelberkembang menjadi salah satu militer paling maju di dunia.
Dengan danaitu, maka memungkinkan mereka membeli peralatan militer canggih dari AS.
Misalnya, Israel telah membeli 50 pesawat tempur F-35, yang dapat digunakan untuk serangan rudal.
Di mana 27 pesawat sejauh ini telah dikirim, masing-masing seharga sekitar 100 juta Dolar AS.
Tahun lalu Israel juga membeli delapan pesawat Boeing 'Pegasus' KC-46A dengan harga sekitar 2,4 miliar Dolar AS.
Dari 3,8 miliar Dolar AS yang diberikan kepada Israel pada tahun 2020, 500 juta Dolar AS adalah untuk pertahanan rudal.
Termasuk investasi di sistem pertahanan udara Iron Dome Israel dan sistem lain yang dapat mencegat roket yang masuk.
Sejak 2011, AS telah menyumbangkan total 1,6 miliar Dolar AS untuk sistem pertahanan Iron Dome.
Selain itu, Israel telah menghabiskan jutaan dana untuk berkolaborasi dengan AS dalam mengembangkan teknologi militer.
Seperti sistem untuk mendeteksi terowongan bawah tanah yang digunakan untuk menyusup ke Israel.
Pemerintah Israel banyak berinvestasi dalam peralatan dan pelatihan militer, menggunakan bantuan tersebut sebagai kompensasi karena lebih kecil daripada banyak kekuatan regional lainnya.
Secara keseluruhan, sejak Perang Dunia2, Israel telah menjadi penerima bantuan terbesar luar negeri AS.
Sementara pada 2019, Israel adalah penerima bantuan luar negeri AS tertinggi kedua setelah Afghanistan, menurut USAID.
Israel sejauh ini menerima uang paling banyak di Timur Tengah.
Mesir dan Yordania juga merupakan penerima utama bantuan AS.
Keduanya memiliki kesepakatan damai sendiri dengan Israel, setelah berperang dengannya.
Mereka masing-masing menerima bantuan AS senilai sekitar 1,5 miliar Dolar AS pada 2019.
Sementara itu, Presiden Biden telah mengembalikan sejumlah dana (235 juta Dolar AS) untuk badan PBB yang membantu pengungsi Palestina.
Pendanaan ini sempat dipotong oleh administrasi Trump pada 2018.
Baca Juga: Tembok Ratapan Jadi Tempat Tersuci Orang Yahudi, Hampir 20 Polisi dan Tentara Israel Menjaganya