Dukung Mati-matian Sejak Israel Berdiri, AS Tiba-tiba Sebut Tidak Dapat Mendukung Israel Selamanya

Tatik Ariyani

Editor

Intisari-Online.com - Sudah menjadi rahasia umum bahwa AS selalu mendukung sejak berdirinya Israel, bahkan saat Israel membombardir wilayah Gaza.

Beberapa waktu lalu, pemerintah AS bahkan dilaporkan menyetujui penjualan senjata senilai Rp10,5 triliun ke Israel.

Rencana penjualan senjata pandu presisi diungkapkan sumber di Kongres AS, dengan politisi diyakini tidak akan menghalanginya.

Tiga staf kongres mengungkapkan, para politisi sudah mendapat pemberitahuan penjualan itu pada 5 Mei.

Baca Juga: Inilah Tujuh Kunci Utama tentang Agama Israel dan Politiknya, Israel Tanah Suci Tiga Agama Ini

Melansir Reuters, Selasa (18/5/2021), Kongres diyakini tidak akan menghalangi meski saat ini terjadi krisis di Gaza.

Penjualan Munisi Serangan Langsung Gabungan (JDAMs), yang diproduksi Boeing dianggap agenda transaksi rutin ke 'Negeri Zionis' sebelum krisis terjadi.

Melansir AFP, Sabtu (15/5/2021), AS yang menjadi perisai diplomatik Israel di PBB, juga memblokir sesi sidang Dewan Keamanan PBB yang semula dijadwalkan pada Jumat (14/5) di tengah pertumpahan darah yang terus terjadi di Gaza.

Namun, para diplomat mengatakan pemerintah AS akhirnya setuju untuk memindahkan sesi sidang Dewan Keamanan tersebut ke hari Minggu (16/5).

Baca Juga: Mirip dengan Iron Dome, Inilah Sistem Anti-Rudal C-RAM, Benarkah Indonesia Sudah Memilikinya?

Sementara itu, Jumat (21/5/2021), genjatan senjata diberlakukan di Jalur Gaza pada Jumat dini hari setelah Mesir menengahi kesepakatan antara Israel dan Hamas untuk menghentikan konflik yang telah berlangsung selama 11 hari.

Reuters memberitakan, Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, kabinetnya telah memilih dengan suara bulat untuk mendukung gencatan senjata Gaza tanpa syarat yang diusulkan oleh Mesir.

Akan tetapi, kata dia, waktu pelaksanaan belum disepakati. Hamas dan Mesir menyebutkan, genjatan senjata akan dimulai pada Kamis pukul 02.00 pagi (23.00 GMT).

Dalam pidato yang disiarkan televisi pada pukul 22.00 GMT, Presiden AS Joe Biden mengatakan, kedua belah pihak setuju genjatan senjata akan dumulai dalam waktu kurang dari dua jam.

"Amerika Serikat sepenuhnya mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri dari serangan roket tanpa pandang bulu oleh Hamas dan kelompok teroris berbasis di Gaza lainnya yang telah merenggut nyawa warga sipil yang tidak bersalah," kata Biden di Gedung Putih.

Hingga kini, AS selalu berada di pihak Israel, tapi dukungan itu tidak dapat diberikan AS selamanya.

Baca Juga: Ternyata Militer Indonesia PunyaIron Dome versi TNI AU Sendiri, Bertugas Lindungi Ibu Kota Jakarta!

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Rabu mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Israel Gabi Ashkenazi bahwa Amerika tidak dapat terus secara terbuka mendukung kampanye pembomannya di Gaza, Axios melaporkan.

Menyerukan agar serangansegera diakhiri, Blinken mengatakan AS tidak dapat terus menentang upaya Prancis di Dewan Keamanan PBB untuk resolusi yang menyerukan gencatan senjata, seperti melansir Middle East Monitor, Jumat (21/5/2021).

Dalam tanggapannya, Ashkenazi mengatakan Israel masih memiliki tujuan militer yang ingin dicapai di Gaza sebelum dapat mengakhiri serangannya.

Dalam tweet kemarin, Blinken menulis: "Saya berbicara dengan @IsraelMFA @Gabi_Ashkenazi tentang upaya untuk mengakhiri kekerasan di Israel dan Tepi Barat dan Gaza, yang telah merenggut nyawa warga sipil Israel dan Palestina termasuk anak-anak. AS berharap untuk melihat deeskalasi di jalan menuju gencatan senjata.

Lebih dari 130 anggota Demokrat dari Dewan Perwakilan Rakyat AS menandatangani surat yang menyerukan Biden untuk "memfasilitasi penghentian segera kekerasan."

"Terlalu banyak orang yang telah meninggal. Lebih banyak lagi yang tidak perlu akan binasa jika Amerika tidak bertindak secepat yang dituntut kekerasan ini," kata surat itu.

Sementara anggota Kongres mengimbau AS untuk menghentikan penjualan senjata ke Israel akibat serangan gencar di Gaza.

Artikel Terkait