Intisari-Online.com - Beberapa bulan lalu, para pemimpin China dan Korea Utara menegaskan kembali aliansi tradisional mereka.
Menurut KCNA (23/3/2021), Kim Jong-un menyerukan persatuan dan kerja sama yang lebih kuat dengan China dalam menghadapi tantangan-tantangan yang ditimbulkan oleh kekuatan-kekuatan bermusuhan saat ia bertukar pesan dengan Presiden China Xi Jinping.
Xi dalam pesannya sendiri kepada Kim menggambarkan hubungan bilateral sebagai aset berharga bagi kedua negara dan berjanji untuk memberikan konstribusi bagi perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea.
Xi juga menyatakan komitemennta untuk memberi rakyat kedua negara kehidupan yang lebih baik.
Namun,baru-baru ini Kim Jong-unbegitu marah kepada China.
Kim Jong-un telah melarang semua obat-obatan Tiongkok di rumah sakit besar di ibu kota Pyongyang.
Kemarahan Kim terjadi setelah kematian seorang pejabat tinggi.
Birokrat senior itu meninggal mendadak setelah menerima suntikan cocarboxylase yang diimpor dari China, seperti dilansir Express.co.uk, Jumat (21/5/2021).
Menurut laporan, dia menderita penyakit yang berhubungan dengan jantung bersama dengan tekanan darah tinggi.
Dia dirawat di Rumah Sakit Universitas Kedokteran Pyongyang.
Cocarboxylase biasanya digunakan untuk membantu pasien yang menderita kelelahan.
Tetapi di Korea Utara, cocarboxylase berfungsi sebagai "obat untuk semua" untuk mengobati penyakit paru-paru, tekanan darah tinggi, dan bahkan infeksi yang menular.
Pemimpin Tertinggi dikatakan sangat marah mendengar kematian pejabat tepercaya.
Pria berusia 60-an itu pernah bekerja di sektor ekonomi di bawah Kim Jong Il, ayah Kim Jong-un.
Diktator Korea Utara itu dilaporkan menyatakan kesedihannya atas kehilangan "pejabat berbakat" seperti itu, menurut outlet media Daily NK yang berbasis di Seoul.
Kim segera mengeluarkan perintah agar semua obat China dikeluarkan dari rumah sakit di Pyongyang.
Pada saat yang sama, ia memerintahkan para ilmuwan untuk menghentikan uji coba vaksin Covid China dan berkonsentrasi pada produksi vaksin domestik.
Ini bukan pertama kalinya pemimpin Korea Utara bertindak sewenang-wenang dengan memberlakukan larangan.
Baru-baru ini dia mengeluarkan undang-undang baru yang melarang gaya rambut "non-sosialis" seperti mullet.
Baca Juga: Ada Udang di Balik Batu, Ini Misi Rahasia Israel Hancurkan Gedung Utama di Gaza
Gaya rambut runcing dan diwarnai jugadilarang.
Menurut Daily NK, Liga Pemuda provinsi mengeluarkan perintah tentang gaya rambut yang "pantas".
Dokumen tersebut mengatakan mullet dan gaya rambut tidak sah lainnya adalah "perilaku anti-sosialis" dan merupakan bagian dari "angin kuning kapitalisme".
Pakaian gaya Barat seperti jeans robek atau skinny, kaus oblong, serta tindik hidung dan bibir juga dilarang.
Sementara itu, para pejabat terus menindak musik pop menyusul kesuksesan band K-pop Korea Selatan seperti BTS dan Blackpink.