Isi Perjanjian Hudaibiyah, Kesepakatan yang Akhirnya Dicapai Usai Rombongan Muslim Dihalangi Masuk Mekkah oleh Kaum Quraisy

Khaerunisa

Editor

Mekkah, Saudi Arabbia
Mekkah, Saudi Arabbia

Intisari-Online.com - Seperti apa isi Perjanjian Hudaibiyah? Perjanjian ini dicapai usai rombongan muslim dihalang-halangi masuk Mekkah oleh Kaum Quraisy.

Haji dan umrah merupakan salah satu ibadah yang dilaksanakan oleh muslim bila mampu.

Kini, para muslim di seluruh dunia begitu difasilitasi untuk bisa melaksanakan ibadah haji maupun umrah.

Meskipun pandemi virus corona merajalela di seluruh dunia, akses untuk muslim di dunia agar tetap bisa melaksanakan ibadah haji dan mengunjungi Mekkah pun terus diupayakan.

Baca Juga: Memecah Kerajaan Mataram Jadi Dua, Ini Isi Perjanjian Giyanti, Salah Satunya Membuat VOC Makin Punya Kendali atas Wilayah Mataram

Namun, di zaman Rasulullah, pernah ada masa ketika rombongan muslim bahkan harus berusaha keras untuk bisa memasuki Mekkah.

Rombongan muslim dari Madinah pernah dihalang-halangi masuk Mekkah oleh Kaum Quraisy.

Untungnya, berkat diplomasi Rasulullah SAW, akhirnya sikap Kaum Quraisy tersebut dapat dikalahkan.

Hasil negosiasi yang dilaksanakan Rasulullah dengan Kaum Quraisy usai rombongan muslim dihalangi masuk Mekkah itu dikenal sebagai Perjanjian Hudaibiyah.

Baca Juga: Tak Perlu Susah-susah Merawat, Ini 5 Tanaman Hias Minim Perawatan dan Tidak Mudah Mati

Pada tahun 628 M, rombongan yang terdiri dari sekitar 1400 Muslim berangkat ke Mekkah untuk melaksanakan ibadah umrah.

Mereka telah mempersiapkan hewan kurban untuk dipersembahkan kepada Allah ketika itu.

Namun, saat itu kaum Quraisy di Mekkah yang sangat anti terhadap kaum Muslim Madinah menutup Mekkah untuk kaum Muslim.

Sikap Kaum Quraisy tersebut terkait dengan kekalahan mereka dalam Perang Khandaq.

Baca Juga: Bendera Timor Leste Terinspirasi Bendera Kelompok Utama yang Lawan Pemerintah Indonesia, Ternyata Ini Makna Warna Hitamnya

Kaum Quraisy menyiagakan pasukannya untuk menahan Muslim agar tidak masuk ke Mekkah.

Pada waktu ini, bangsa Arab benar benar bersiaga terhadap kekuatan militer Islam yang sedang berkembang.

Nabi Muhammad pun mencoba bernegosiasi dengan Kaum Quraisy, alih-alih mengerahkan Pasukan Muslim.

Hal itu dilakukan agar tidak terjadi pertumpahan darah di Mekkah, karena Mekkah adalah tempat suci.

Baca Juga: Diklaim Jadi 1 dari 3 Tempat Paling Suci Bagi Umat Islam, Bagian Mana dari Kompleks Masjid Al-Aqsa Yerusalem yang Paling Disukai?

Kaum Muslim pun menyetujui langkah yang diambil Rasulullah, bahwa jalur diplomasi lebih baik daripada berperang.

Setelah bernegosiasi, diadakanlah Perjanjian Hudaibiyah di wilayah Hudaibiyah Mekkah pada Maret, 628 M (Dzulqa'dah, 6 H).

Hudaibiyah terletak 22 KM arah Barat dari Mekkah menuju Jeddah, sekarang terdapat Masjid Ar-Ridhwân.

Nama lain Hudaibiyah adalah Asy-Syumaisi yang diambil dari nama Asy-Syumaisi yang menggali sumur di Hudaibiyah.

Baca Juga: Menangkan Banyak Perang, Ini Kisah Ratu Amina Sang Pendekar Wanita dari Benua Hitam yang Ganas dan Disegani Karena Kemampuan Militernya

Perjanjian Hudaibiyah pun bisa dikatakan sebagai simbol diplomasi perdamaian yang pernah dicontohkan Rasulullah SAW.

Adapun Inti isi Perjanjian Hudaibiyah adalah sebagai berikut:

  1. Gencatan senjata antara Mekkah dengan Madinah selama 10 tahun.
  2. Warga Mekkah yang menyeberang ke Madinah tanpa izin walinya harus dikembalikan ke Mekkah.
  3. Warga Madinah yang menyeberang ke Mekkah tidak boleh kembali ke Madinah.
  4. Warga selain Mekkah dan Madinah, dibebaskan memilih untuk berpihak ke Mekkah atau Madinah.
  5. Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya harus meninggalkan Mekah, namun diperbolehkan kembali lagi ke Makkah setahun setelah perjanjian itu.
Setahun setelah perjanjian itu, mereka akan dipersilahkan tinggal selama 3 hari dengan syarat hanya membawa pedang dalam sarungnya (maksudnya membawa pedang hanya untuk berjaga-jaga, bukan digunakan untuk menyerang).

Dalam masa 3 hari itu kaum Quraisy (Mekah) akan menyingkir keluar dari Makkah.

Namun, suatu hari Perjanjian ini dilanggar oleh Kaum Quraisy, menjadi rangkaian sejarah Islam lainnya.

Baca Juga: Jadi Sarang Kotoran Bila Tak Dibersihkan, Begini Cara Membersihkan Bagian Dalam Dispenser Tanpa Perlu Dibongkar

(*)

Artikel Terkait