Intisari-online.com - Lonjakan kasus Covid-19 di India memang semakin merajalela dalam beberapa minggu ini.
Akibatnya pemerintah India, sampai melakukan tindakan darurat untuk melakukan pencegahan.
Salah satu cara untuk menekan angka penyebaran Covid-19, pemerintah India melakukan vaksinasi darurat.
Menurut 24h.com.vn, Jumat (7/5/21) upaya yang dilakukan oleh pemerintah India ini mendapat sorotan dunia.
India disebut melakukan model vaksinasi khusus yang memungkinkan orang untuk mendapatkan vaksin secepatnya.
Upaya vaksinasi yang dilakukan oleh India inipun kemudian disorot dunia karena pertama kali dilakukan.
Menurut keterangan, model vaksin ini dijuluki "Quick Inject in The Car", alias vaksinasi Drivethru.
Merupakan langkah yang diambil pemerintah India, di tengah melonjaknya wabah Covid-19 di negeri Bollywood tersebut.
Dalam sehari, India terus memecahkan rekor kasus baru per harinya.
Fasilitas pertama yang menawarkan injeksi ini baru dibuka pada 6 Mei di Mumbai, menurut situs berita NowThis.
Model injeksi cepat akan membantu pemerintah India mempercepat tujuan rencana vaksinasi, segera.
Untuk mencapai tujuan vaksinasi sekitar 300 juta orang.
Yaitu setara dengan seluruh populasi AS, dari total populasi 1,3 miliar di negara ini pada akhirnya Juni mendatang.
Semua biaya imunisasi untuk petugas kesehatan dan staf garis depan akan ditanggung oleh pemerintah pusat.
India menerapkan dua vaksin yang dilisensikan untuk penggunaan darurat oleh Drug Administration of India.
Baca Juga: Seakan-akan Perjuangan India Sia-Sia, Ini Penyebab Upaya Melawan Covid-19 di India Semakin Sulit
Dua vaksin yang digunakan India adalah, Covaxin oleh Bharat Biotech (India) dan Covishield of Oxford / AstraZeneca (Inggris).
Berdasarkan peraturan perizinan darurat, vaksin Covid-19 di atas hanya ditujukan untuk orang yang berusia di atas 18 tahun.
Kedua suntikan harus berjarak setidaknya 14 hari.
Suntikan kedua harus menggunakan vaksin yang sama seperti yang pertama.
Terkait perkembangan terkini situasi Covid-19 di India, hingga saat ini negara terpadat kedua di dunia itu mencatatkan 21,1 juta kasus dan lebih dari 230 ribu kematian.
Kemarin Kamis saja, jumlah infeksi baru dalam sehari melebihi 400.000 kasus untuk pertama kalinya.