Advertorial
Intisari-online.com -Beberapa waktu yang lalu di media sosial Facebook dan Twitter membagikan info jika pasukan elite Angkatan Laut Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) tiba di Papua.
Informasi itu lengkap dengan foto dan narasi jika Denjaka ditugaskan menumpas Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.
Pasukan Denjaka memang salah satu pasukan khusus terkuat TNI yang siap ditempatkan di mana saja.
Sayangnya informasi tersebut tidak benar atau hoaks.
Dilansir dari Kompas.com, Kepala Dinas Penerangan Korps Marinir (Kadispen Kormar) Kolonel Marinir Gugun Saeful Rachman mengatakan jika tidak ada Denjaka yang mendarat di Papua.
Namun jika benar diturunkan ke Papua, kekuatan mereka tentunya bisa mengalahkan pasukan militan KKB Papua.
Detasemen ini menjadi satuan antiteror di bawah komando pelaksana Korps Marinir.
Mereka ditugasi operasi antisabotase, antiteror aspek laut, anti-bajak pesawat udara, perang kota/hutan/pantai/laut dan tentu misi intelijen.
Tribunnews menjelaskan personel Denjaka adalah orang-orang pilihan dan terbaik di satuannya.
Orang-orang tersebut merupakan orang-orang terbaik yang semula sudah bertugas di satuan pasukan khusus TNI AL yaitu Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan Intai Amfibi Marinir (Taifib).
Denjaka bahkan bisa membuat gentar pasukan-pasukan khusus lainnya seperti Navy SEAL dan Amerika Serikat (AS).
Bahkan anggota Navy SEAL sering dibuat heran dengan latihan Denjaka yang ekstrem dan berbahaya.
Contohnya adalah ketika para prajurit Denjaka latihan menembak sasaran dalam jarak dekat dan saling berhadap-hadapan menggunakan peluru tajam.
Kemudian demo penerjunan dari udara guna pembebasan teroris dilakukan lewat terjun di atas atap gedung atau kapal kecil yang melaju di tengah laut.
Pasukan juga sudah terlatih untuk berenang di laut dalam jarak yang jauh bahkan sampai menyelam ke dasar laut.
Latihan mereka dilakukan di fasilitas latihan Bhumi Marinir yang dilengkapi dengan bangunan yang mampu mensimulasikan lautan, kapal perang, kapal selam, hutan belantara, rawa-rawa, bangunan untuk latihan perang antiteror dan masih banyak yang lain.
Keunggulan Denjaka dari pasukan unit antiteror lainnya di jajaran TNI adalah lingkup operasi yang lebih banyak berkutat di laut.
Mereka mempelajari pencapaian sasaran lewat teknik lintas udara (combat free fall) dan juga penguasaan metode bawa air (combat diving) serta lintas atas air senyap.
Semua dilakukan baik dengan berenang (combat swimming) atau menggunakan perahu karet.
Rupanya hal itu merupakan keharusan karena satuan Denjaka sedang menggabungkan ketiga macam teknik perlintasan guna mencapai sasaran yang dituju.
Itulah sebabnya program latihannya di tempat laut seperti kapal penumpang yang tengah berlayar, anjungan minyak lepas pantai atau pulau terpencil di tengah laut.
Latihan juga dibekali ilmu kejiwaan dan analisa situasi khusus guna melancarkan misi yang dijalankannya.
Aksinya dimulai dengan tim pendahulu bertindak sebagai negosiator dengan teroris, yang berguna mengulur waktu cukup lama agar unit serbu menyiapkan diri sebaik mungkin.
Negosiator di sini berperan membaca kemampuan, kekuatan, tipu muslihat, dan kelemahan teroris.
Selanjutnya jika upaya negosiasi berujung pada kebuntuan, unit serbu segera dikerahkan dan terbagi dalam tiga tim: tim atas air, bawah air dan lintas udara.
Tim-tim tersebut beranggotakan selusin prajurit dengan spesifikasi beragam ada penjinakan bahan peledak, medis, komunikasi elektronik dan teknologi informasi.
Mereka menggunakan banyak sandi untuk operasi mereka.
"KILAT" adalah isyarat operasi dilanjutkan, sementara "MENDUNG" disebut untuk penundaan dan "CERAH" untuk dilanjutkan.
Kemudian keunggulan mereka yang lain adalah waktu serbu, menggelar serangan dadakan dan evakuasi personel tidak sampai 15 menit.
Senjata mereka pun juga lengkap.
Sampai saat ini Denjaka masih dirahasiakan keberadaannya, kadang-kadang penugasannya tidak diakui atau tidak tercatat resmi oleh Markas Besar TNI.
Denjaka sendiir bisa dikenali lewat seragam warna hitam dan baret ungu.
Motto mereka adalah "Satya Wira Dharma".
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini