Penulis
Intisari-online.com - Belakangan ada kabar bahwa Pasukan Setan atau prajurit Batalyon Infanteri (Yonif) 315/Garuda diturunkan untuk menumpas KKB Papua.
Kabar soal pasukan ini diturunkan saja sudah membuat heboh karena pasukan khusus yang diturunkan untuk menumpas KKB Papua ini dianggap mumpuni dalam melacak musuh.
Namun, tak cukup hanya kabar pasukan setan yang diturunkan, ada kabar lain yang mengatakan bahwa Datasemen Jala Mangkara (Denjaka) juga diturunkan.
Denjaka adalah pasukan khusus yang dimiliki oleh TNI Angkatan Laut.
Kabar soal Denjaka diturunkan ini ramai diperbincangkan pada Sabtu (1/5/21), yang menyebut Denjaka sudah tiba di Papua.
Mereka akan diturunkan untuk menumpas Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.
Dalam keterangan ada yang mengatakan pasukan elit Denjaka sudah sampai di tanah Papua.
"Kekuatan 1 Denjaka=12 angkatan laut Amerika. Mempunyai kekuatan misterius yang bikin angkatan laut Amerika gemetaran," twit akun @H4l1mun_D1n61n.
Tweetnya sampai dibagikan sebanyak 2.8 ribu orang, terkait isu keterlibatan Denjaka untuk menumpas KKB Papua.
Namun, kabar soal diturunkannya Denjaka itu justru dibantah oleh Komandan Korps Marinir Dankomar Mayor Jenderal TNI (Mar) Suhartono.
Dia mengatakan Denjaka tidak dikerahkan untuk menumpas KKB Papua.
Sendada dengan Mayjen Suhartono, Kadispenal Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono menyebut informasi tersebut adalah Hoax.
Julius menegaskan informasi soal Denjaka tidak pernah disebarkan.
Dengan demikian, kabar soal Denjaka yang diturunkan untuk menumpas KKB Papua hanyalah informasi palsu yang tidak terkonfirmasi oleh pihak terkait.
Denjaka sendiri memang merupakan pasukan elit yang bertugas dalam penanggulanga teror.
Tugas utamanya adalah menjaga kemanan laut, tapi bisa ditugaskan dimanapaun termasuk di darat, laut, dan udara.
Tugas pokok gabungan Kopaska dan Yontaifib ini adalah operasi antiteror, antisabotase dan operasi rahasia di laut yang tidak terdeteksi musuh.
Mereka menjalani latihan berat dan hanya 50 orang yang lulus dari berbagai jenis ujian.
Selain itu, calon Denjaka dituntut harus memiliki IQ tinggi, dengan fisik yang prima dan menjalani pendidikan teori di kelas hanya 20%.