Intisari-Online.com - Tokoh pemuda Papua Ali Kabiay menuturkan kondisi Organisasi Papua Merdeka (OPM) saat ini sudah punah.
Sedangkan yang melakukan tindak kekerasan di Papua, hanya Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di pegunungan.
Diakui Ali, OPM telah sedari dulu menjangkiti pemikiran warga-warga di sepanjang pantai/pesisir Papua dan OPM dulu sekali lahir dari gerakan spiritual bawah tanah air kekerasan.
"Jadi ceritanya bermula dari 1963. Aser Demotekay yang merupakan mantan Kepala Distrik Demta, Kabupaten Jayapura, kemudian muncul juga gerakan pro-kemerdekaan Papua di Manokwari pada 1964, tokohnya adalah Terianus Aronggear.
Organisasi Terianus dikenal sebagai Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Dan nama OPM semakin dikenal tahun 1965 lewat pemberontakan bersenjata kelompok Permenas Ferry Awom di Manokwari," ungkapnya.
Organisasi Papua Merdeka (OPM) adalah istilah umum bagi gerakan prokemerdekaan Papua yang dipicu atas sikap pemerintah Indonesia sejak tahun 1963.
Muncul juga keberadaan KKB atau yang dikenal sebagai Tentara Pertahanan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM), yang juga disebut sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atau Kelompok Separatis Bersenjata (KSB).
Tokoh masyarakat Papua, Michael Menufandu, mengatakan ada perbedaan antara KKB dengan KSB, dilansir dari Warta Kota.
Sedangkan istilah KSB sering kali digunakan oleh TNI.
Sebagian besar OPM bersenjata, bermarkas di Papua, tetapi ada juga yang tinggal di pedalaman dan di perbatasan Papua Nugini.
Pemulanya terdapat tiga komando sayap militer OPM atau KKB.
Goliath Tabuni, yang berbasis di Tingginambut, kabupaten Puncak Jaya, dipandang yang paling kuat dengan cakupan teritorial yang paling luas, meliputi Puncak, Paniai dan Mimika.
Puron Wenda, yang berbasis di Lanny Jaya memisahkan diri dari Goliath sekitar tahun 2010.
Sementara itu, Richard Hans Yoweni berbasis di Papua New Guinea, namun memiliki pengaruh kuat di sepanjang Pantai Utara.
Lalu muncul Kelly Kwalik sebagai pimpinan OPM di Mimika.
Kelly Kwalik lalu tewas dalam penyergapan polisi pada 2009.
Hingga saat ini, sering muncul nama kelompok KKB yang dipimpin oleh Egianus Kogoya yang sebelumnya berafiliasi dengan OPM pimpinan Goliath Tabuni di Kabupaten Puncak Jaya.
Kelompok Egianus Kogoya saat ini merupakan 'kelompok yang paling agresif' menebar teror kepada aparat dan masyarakat di Nduga.
Di grup Facebook dan website, KKB Papua Egianus Kogoya sering kali memunculkan video dari gunung-gunung dengan narasi yang menantang TNI-Polri.
Egianus Kogoya sendiri digambarkan sebagai seorang pemuda berusia 17-an tahun, begitu juga dengan pasukannya.
Dia merupakan anak dari seorang tokoh OPM yang sudah meninggal dan merupakan sosok terpelajar.
Egianus Kogoya yang disebut-sebut sebagai otak aksi KKB Papua ini juga diketahui hidup di sebuah daerah terpencil.
(*)