Intisari-Online.com – Terjadi di pinggiran kota Madinah pada 2 Hijriah atau 624 Masehi, Perang Sawiq merupakan peperangan antara kaum muslimin dan kaum Quraisy.
Dalam perang tersebut, kaum Quraisy di bawah pimpinan Abu Sufyan.
Karena mengalami kekalahan pada perang Badar, kaum Quraisy merasa sangat terhina.
Maka, mereka pun ingin segera membalaskan dendam kepada Nabi Muhammad SAW.
Oleh karena itu, mereka pun membuat kerusuhan di gunung Naib, yang letaknya 12 mil sebelah timur kota Madinah.
Kejadian tersebut terjadi seminggu setelah berlangsungnya Perang Badar.
Apa yang dilakukan oleh kaum Quraisy?
Kaum Quraisy yang dipimpin oleh Abu Sufyan bersama pasukannya keluar dari Mekkah secara diam-diam, lalu melakukan pembakaran kebun kurma milih salah seorang masyarakat Madinah.
Hal tersebut termaktub dalam buku Perang-perang dalam Sejarah Islam (2014) karya Sitiatava.
Tidak hanya itu, Abu Sufyan dan pasukannya juga melakukan pembakaran terhadap rumah-rumah penduduk yang berada di pinggiran Madinah.
Anshar Saat bin Amar dan pelayannya, terbunuh oleh Abu Sufyan dalam kejadian tersebut.
Berita atas penyerangan yang dilakukan Abu Sufyan di pinggiran Madinah itu didengar oleh Nabi Muhammad SAW.
Kemudian, Nabi Muhammad SAW pun mengumpulkan 200 pasukan untuk menghadapi Abu Sufyan dan pasukan Quraisy-nya.
Dengan cepat, kabar ini pun terdengar oleh Abu Sufyan, bahwa Nabi Muhammad SAW dengan 200 pasukannya akan memerangi mereka di kawasan Gunung Naib.
Mendengar itu, Abu Sufyan bersama pasukannya melarikan diri kembali ke Mekkah.
Untuk mempercepat pergerakan pelarian pasukan Quraisy tersebut, Abu Sufyan memerintahkan pasukannya agar membuang barang bawaan termasuk sawiq (sejenis tepung gandum) yang jumlahnya puluhan karung.
Kehilangan jejak
Sayangnya, pasukan muslim yang dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad SAW kehilangan jejak pasukan Quraisy tersebut di bagian tengah mata air Al Kadr, ini merujuk pada buku Tempat-tempat Bersejarah dalam Kehidupan Rasulullah (2005) karya Hanafi Muhalawi.
Jika pasukan muslim ini tidak menangkap karung-karung sawiq yang dibuang pasukan Quraisy, niscaya mereka akan berhasil mengejarnya.
Akhirnya, pasukan muslim pun kembali ke kota Madinah dengan membawa karung-karung sawiq yang dibuang oleh Abu Sufyan dan pasukan Quraisy-nya.
Peristiwa tersebut di atas akhirnya dikenal dengan sebutan Perang As Sawiq, yang secara harfiah berarti makanan yang terbuat dari sawiq (sejenis tepung gandum). (Gama Prabowo)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari