Advertorial
Intisari-Online.com - Kasus kekerasan sering terjadi di India.
Salah satunya adalah kasus kekerasan yang terjadi pada bulan Juni tahun 2015.
Dilansir dariindiatoday.in pada Senin (12/4/2021), kekerasan itu begitu mengejutkan karena disebabkan oleh perbedaan kasta.
Dilaporkan seoranggadis kecil Dalit diduga dipukuli oleh wanita dari kasta yang lebih tinggi di desa Ganeshpura, Uttar Pradesh, India.
Itu terjadi setelah bayangan korban menimpa seorang pria berotot milik keluarga mereka, kata polisi.
Insiden itu terjadi pada 13 Juni 2015 dan pengaduan juga diajukan pada hari yang sama di kantor polisi Gadi Malhera, Superintendent of Police (ASP).
Menurut pengaduan yang diajukan oleh ayah gadis itu, masalah bermula ketika putrinya mengambil air dari pompa tangan desa dan bayangannya jatuh pada lelaki berotot Puran Yadav (milik kasta yang lebih tinggi) ketika dia kebetulan lewat dari sana.
Kejadian itu lantas membuatmarah keluarga priatersebut.
Akibatnya wanita dalam keluarga itu memukuli gadis itu dengan kejam dan mengancam bahwa jika dia terlihat lagi, mereka akan membunuhnya.
Keluarga Yadav juga melarang korban pergi ke kantor polisi, tapi entah bagaimanakeluarga si gadis berhasil melapor ke sana.
Di India, soal kasta memang sensitif.
Di mana di beberapa tempat terpencil di India,orang-orang dari kasta yang lebih rendah dilarang terlalu sering berhubungan dengan orang-orang dari kasta yang lebih tinggi.
Oleh karenanya, merekatidak dapat berbagi makanan, memasak untuk mereka atau bahkan melihat mereka (tepat di mata).
Bahkan sanking ekstrimnya, bayangan mereka dilarang menimpa orang-orang dari kasta yang lebih tinggi.
Warga kasta atas menganggapnya sebagai najis atau mencemari.
Kasta Dalit
India terbagi atas beberapa kasta.
Brahmana menempati kasta teratas yang biasanya adalah ahli agama.
Lalu ada Ksatria posisi kedua yang punya profesi sebagai prajurit atau penguasa.
Waisya untuk para pedagang, dan Sudra untuk mereka yang bertani atau buruh.
Nah, ternyata ada kasta kelimayang sebenarnya tidak masuk struktur inti, mereka disebut dengan nama Dalit.
Dalit sendiri berarti ‘yang tertindas’ dalam bahasa Sanskerta.
Sehingga mereka dianggap tidak murni dan tidak boleh mendapatkan hak-hak yang penting dalam kehidupan sosialnya.
Banyak sekali kasus yang cukup miris namun berakhir nihil meskipun dilaporkan ke polisi.
Umumnya diskriminasi ini dilakukan olehorang-orang yang masih berpikiran tradisional dan biasanya tinggal di desa.
Sebenarnya pemerintah India sudahmengatur undang-undang yang melarang adanya diskriminasi berdasarkan sistem kasta.
Hal itu bahkan ada dalam UU Penyalahgunaan Kekerasan yang disahkan tanggal 31 Maret 1995.
Di kota-kota besar sendiri, diskriminasi seperti ini sudah sangat jarang terjadi.
Dulu, para warga Kasta Dalit seolah dibiarkan hidup dalam garis kemiskinan seumur hidup.
Hampir tak ada harapan buat mereka untuk mengubah nasib dan mendapatkan pendidikan yang layak.
Namun kini kondisinya lebih baik.
Sebagai contoh, beberapa orang dari Kasta Dalit menjadi tokoh penting di pemerintahan.
ContohnyaRam Nath Kovind, Presiden India ke-14, yang ternyata berasal dari komunitas Dalit.
Ada jugaBhimrao Ramji Ambedkar atau lebih dikenal dengan Babasaheb, merupakan seorang nasionalis dan politikus berkebangsaan India.
Ketika Ambedkar masuk universitas di Bombay, dia anak Dalit pertama yang masuk perguruan tinggi.