Intisari-Online.com - Konflik terbuka antara China dan Taiwan makin menjadi nyata.
Sebelumnya Presiden China Xi Jinping mengatakan bahwa militer China selalu siap perang.
Dan jika Taiwan menyatakan kemerdekaannya, maka itu berarti perang bagi dua negara.
Apa yang China katakan bukan omong kosong belaka.
China benar-benar meneror seluruh warga Taiwan dengan senjata militernya yang canggih.
Seperti yang baru-baru ini terjadi.
Dilansir dariexpress.co.uk pada Selasa (6/4/2021), Kementerian Pertahanan Taiwan melaporkan sejumlah pesawat China melanggar zona identifikasi pertahanan udara negara itu pada Senin (5/4/2021) kemarin.
Salah satu pesawat bahkan terbang melalui Selat Bashi yang strategis, di selatan negara itu.
Dilaporkan, ada 8jet tempur, pesawat peringatan dini, dan pesawat anti-kapal yang teridentifikasi.
Menanggapi serangan itu, Taiwan mengerahkan angkatan udaranya sendiri untuk memperingatkan agar pesawat China menjauh.
Kementerian Taiwan menambahkan bahwa jet China terdiri dari empat J-16 dan empat J10.
Sementara pesawat anti-kapal selam terbang ke selatan menuju Selat Bashi.
Dalam sebuah tweet, Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan mengatakan: “10 pesawat PLA (Y-8 ASW, KJ-500 AEW&C, J-164 dan J-104) memasuki barat daya Taiwan pada 5 April 2021.”
Mereka juga menyertakan empat gambar pesawat dan menambahkan bahwa sistem rudal pertahanan udara telah dikerahkan untuk memantau aktivitas puluhan pesawat itu.
Belum ada tanggapan segera dari Kementerian Pertahanan China.
Sementara selainsistem rudal pertahanan udara yang digunakan, tidak adaaktivitas angkatan udara yang terjadi di Taiwan sendiri.
Padahal tindakan China benar-benar telah menekan fisik dan mental negara kepulauan itu.
Selama beberapa bulan terakhir, Taiwan telahmelaporkan bahwa China terus-menerus memasuki wilayah bagian barat daya zona pertahanan udaranya di dekat Kepulauan Pratas yang dikuasai Taiwan.
Akhir bulan lalu, Taiwan melaporkan 20 pesawat China terlibat dalam satu misi semacam itu.
Tak hanya Taiwan, China juga memasuki wilayah Jepang.
Pada hari Minggu, Kementerian Pertahanan Jepang melaporkan Liaoning, sebuah kapal induk China, telah transit di Selat Miyako ditemani oleh lima kapal pengawal.
Tokyo telah mengirim kapal perusak untuk memantau kapal China yang terus melakukan perjalanan menuju Pasifik sebagai penegasan perjanjian Jepang dengan pemerintahan Amerika Serikat (AS) Joe Biden.