Tak Ada Habisnya Berdebat Soal Situs Nuklir dan Sanksi, AS dan Iran Akhirnya Setuju Hadiri Pertemuan untuk Menghidupkan Lagi Kesepakatan Nuklir 2015

Tatik Ariyani

Editor

Dalam foto yang dirilis oleh Sepahnews ini, rudal ditampilkan di fasilitas penyimpanan bawah tanah di lokasi yang dirahasiakan di Iran.
Dalam foto yang dirilis oleh Sepahnews ini, rudal ditampilkan di fasilitas penyimpanan bawah tanah di lokasi yang dirahasiakan di Iran.

Intisari-Online.com - Hingga saat ini, AS dan Iran masih mengalami kebuntuan mengenai pembicaraan kembali ke perjanjian nuklir.

Baru-baru ini, AS dikabarkan sedang menyusun rencana untuk membawa Iran kembali ke perjanjian nuklir.

Sebagai imbalan, AS akan memberikan keringanan sanksi ekonomi yang diberlakukan terhadap Iran.

Tak lama kemudian, Iran segera menolak rencana tersebut.

Baca Juga: Kemarin Tolak Amerika Habis-habisan, Kini Iran Malah di Ambang Krisis, Mendadak Bersikap Baik padaJoe Biden Gegara Masalah Negara Ini

Iran mengatakan akan setuju untuk kembali ke perjanjian hanya jika AS menghapuskan sanksi terlebih dahulu.

Namun, agaknya kedua pihak mulai berpikir untuk memperbaiki hubungan.

Pejabat dari Teheran dan Washington akan melakukan perjalanan ke Wina minggu depan sebagai bagian dari upaya untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan kekuatan global, meskipun mereka tidak akan mengadakan pembicaraan langsung, kata para diplomat pada hari Jumat.

Baca Juga: Belum Juga AS Selesai Susun Rencana untuk Membujuknya, Iran Langsung Tolak Mentah-mentah, Hanya Mau Kembali ke Kesepakatan Nuklir Jika Amerika Penuhi Syarat Ini

Bahkan tanpa pembicaraan tatap muka, yang telah dikesampingkan oleh Teheran, kehadiran Iran dan Amerika Serikat di ibu kota Austria akan menandai langkah maju dalam upaya untuk membawa kedua belah pihak kembali mematuhi perjanjian.

"Iran dan AS akan berada di kota yang sama, tetapi bukan ruangan yang sama," kata sumber diplomatik Eropa.

Seorang diplomat Barat mengatakan pendekatan diplomasi ulang-alik akan diadopsi.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump telah menarik diri dari kesepakatan pada 2018 dan menerapkan kembali sanksi AS terhadap Iran, mendorong Teheran untuk melanggar beberapa pembatasan nuklir pakta sebagai pembalasan.

UE, yang mengoordinasikan upaya untuk menghidupkan kembali kesepakatan, mengatakan bahwa peserta minggu depan di Wina akan berusaha untuk "mengidentifikasi dengan jelas langkah-langkah pencabutan sanksi dan implementasi nuklir," termasuk melalui pertemuan kelompok ahli yang relevan.

"Dalam konteks ini, koordinator juga akan mengintensifkan kontak terpisah di Wina dengan semua peserta JCPOA dan Amerika Serikat," tambahnya dalam sebuah pernyataan, mengacu pada akronim kesepakatan tersebut.

Baca Juga: Punya Hukum Syariah yang Ketat, Siapa Sangka Sultan Brunei Justru Pernah Dihadiahi Gundik oleh Adiknya Sendiri, Kesaksian Wanita Ini Ungkap Bagaimana 'Kedipan Mata Kolektif' Jadi Pelindungnya

Beberapa waktu lalu, muncul laporan bahwa Iran memiliki fasilitas peluncuran rudal balistik bawah tanah di barat daya negara tersebut.

Fasilitas tersebut terletak sekitar 805 kilometer dari Kuwait, tempat lebih dari 13.000 tentara Amerikas Serikat (AS) ditugaskan.

Pada Rabu (17/3/2021), Fox News melaporkan bahwa fasilitas peluncuran rudal balistik tersebut di Khorgo, Iran, menurut citra satelit yang diambil oleh Maxar Technologies.

Citra satelit tersebut menunjukkan, ada empat lubang yang sudah digali. Keempat lubang tersebut diduga untuk peluncuran rudal.

Artikel Terkait