Militer Paling Lemah di Dunia, Ini Fakta-fakta Gabon, Negara yang Kaya Minyak dan Sumber Daya Alam

Khaerunisa

Editor

Bendera Gabon. (ilustrasi) militer paling lemah di dunia
Bendera Gabon. (ilustrasi) militer paling lemah di dunia

Intisari-Online.com - Gabon merupakan salah satu pemilik militer paling lemah di dunia, menempati peringkat ke-132 dari 140 negara, menurut Global Firepower 2021.

Ia mencatatkan Power Index sebesar 4.9661, di mana 0.0000 dianggap sebagai skor sempurna.

Total personil militer yang dimiliki Gabon sebantak 7.000, dengan 5.000 di antaranya merupakan personil aktif.

Di sektor udara, negara ini tercatat hanya memiliki 6 pesawat tempur, 2 angkutan, dan 15 helikopter.

Baca Juga: Perbandingan Kekuatan Militer China dan Taiwan, Peringkat Kekuatannya di Bawah China, Ini Strategi Taiwan Hadapi China yang Rusuh ke Zona Pertahanan Udaranya

Sementara di darat, memiliki 150 kendaraan lapis baja dan 10 artikleri derek.

Kemudian di sektor air, negara Afrika ini memiliki 3 kapal patroli saja.

Soal keuangan, Gabon mengalokasikan 80 juta dolar AS untuk anggaran pertahanannya tahun ini.

Merupakan salah satu pemilik militer paling lemah di dunia, ternyata Gabon adalah negara dengan kekayaan alam melimpah dan penghasil minyak, di mana itu membantu meningkatkan perekonomiannya.

Baca Juga: Penyakit Psikologis Star Syndrome Bisa Terjadi pada Siapa Saja, Ini Ciri-ciri dan Cara Menghindarinya

Berikut fakta-fakta Gabon, salah satu negara pemilik militer paling lemah di dunia:

1. Negara Penghasil minyak

Melansir afrikanza.com, Gabon memiliki cadangan mangan, besi, minyak bumi, dan kayu yang kaya.

Sebelum minyak ditemukan, kayu dulunya adalah ekspor utama Gabon.

Minyak, ditemukan pada 1970-an, menggantikan kayu sebagai ekspor utama.

Minyak membantu meningkatkan ekonominya dari ekonomi pedesaan primitif terbelakang menjadi salah satu ekonomi perkotaan paling tangguh di Afrika dengan Pendapatan Per Kapita tertinggi keempat dan HDI terbaik keempat.

Sayangnya, beberapa elit menyedot kekayaan negara ke dalam pundi-pundi pribadi mereka sehingga menempatkan mayoritas rakyat miskin ke pinggiran untuk bertahan hidup.

Baca Juga: China Protes Keras Atas Mesranya Hubungan Jepang-Indonesia, Pejabat Pemerintah Jepang: 'Biarkan Saja China Begitu. Itu Kan Hak Dia'

2. Sebagian besar wilayahnya merupakan hutan hujan

Hampir 80-85% Gabon ditutupi oleh hutan hujan, 11% di antaranya telah didedikasikan untuk taman nasional, juga menjadi salah satu yang terbesar di dunia.

Hutan Gabon merupakan perpanjangan dari hutan Kongo ekuator yang lebat.

Dengan populasi kecil dan tingkat urbanisasi tertinggi di Afrika Sub-Sahara, tekanan populasi terhadap daratan menjadi minimal.

Itu membuat Gabon menjadi lanskap yang sangat vegetatif. Lebih dari 80% populasi Gabon adalah urban, dengan sebagian besar tinggal di Libreville -ibu kotanya.

Faktor penting lain yang berkontribusi pada berkurangnya tekanan pada tanah adalah pendapatan minyak dan pendapatan dari sumber daya mineral lain seperti mangan dan besi.

Tanpa pendapatan tersebut, mungkin penebangan besar-besaran untuk ekspor saat ini telah menghabiskan hutan Gabon.

Baca Juga: Sesumbar Bakal Datangkan Singa dari Belantara Afrika, Kebun Binatang di Tiongkok Ini Malah Pamerkan Hewan Gimbal yang Mirip Singa Ini, Seolah Membodohi Pengunjungnya Sendiri

3. Gabon adalah rumah bagi 80% populasi Gorila Afrika

Hutan Kongo khatulistiwa adalah habitat alami Babun di Afrika.

Primata lain yang mendominasi zona ini termasuk gorila dan simpanse.

Namun, sementara Kongo-Kinshasa mengambil bagian terbesar dari gorila, Gabon mengambil bagian besar babun dengan 8 dari 10 babun di Afrika ditemukan di Gabon.

4. Gabon adalah rumah bagi ratusan dolomit dan gua batu kapur yang banyak di antaranya belum dieksplorasi.

Dolomit dan batu kapur adalah bagian umum dari struktur bawah tanah Gabon. Gua-gua dengan struktur tanah seperti itu adalah hal yang wajar di sana.

Ada begitu banyak gua di Gabon sehingga orang terus menemukannya. Dengan sebagian besar daratan masih tertutup hutan alam, banyak dari gua-gua juga tetap tidak diketahui.

Gua-gua ini, terutama gua Abanda, adalah rumah bagi Buaya penghuni gua Oranye yang langka, haplotipe buaya gua yang hanya ditemukan di Gabon.

Gua itu juga menampung ratusan ribu kelelawar. Gua Gabon memiliki keanekaragaman hayati bawah tanah yang sangat kaya yang tidak ditemukan di tempat lain di dunia.

Baca Juga: Ilmuwan Tercengang, Dikira T-rex yang Paling Buas, Ternyata Ada Dinosaurus yang Dianggap Jauh Lebih Berbahaya dari T-Rex, Tetapi Hanya Sedikit Info Tentangnya, Seperti Inilah Wujudnya

5. Infrastruktur Gabon

Dalam Laporan Daya Saing Forum Ekonomi Dunia 2013, Gabon berada di peringkat 112 dari 148 negara untuk kualitas infrastruktur.

Meskipun jalan di sana sering kali tidak dapat dilalui pada musim hujan, infrastruktur rel kereta api telah bekerja jauh lebih baik, berada di urutan 72 dari 148.

Gabon memiliki “salah satu tingkat urbanisasi tertinggi di Afrika. Faktanya, 59 persen populasi tinggal di dua pusat dominan negara itu: Libreville, ibu kota politik dan Port Gentil, jantung industri minyaknya.

6. Masih banyak warganya berada di bawah garis kemiskinan

Melansir borgenproject.org, meskipun Gabon memiliki pendapatan per kapita empat kali lipat dari rata-rata sub-Sahara, pada tahun 2015, 34 persen negara tersebut masih hidup di bawah garis kemiskinan.

Beberapa perkiraan menempatkan pengangguran di lebih dari 40 persen. Di antara mereka yang bekerja, 64 persen sebagian besar bekerja di pertanian subsisten.

Pada tahun 2025, Presiden Ali Bongo berharap untuk memindahkan Gabon ke dalam "ekonomi berteknologi tinggi dan terampil," yang berpotensi menghasilkan pekerjaan berkualitas di luar pertanian subsisten.

Baca Juga: Tak Dicapai dengan Mudah! Butuh Bertahun-tahun untuk Kirim Orang Pertama Meluncur ke Luar Angkasa, padahal Hanya Segini Waktu yang Dihabiskan Yuri Gagarin Selesaikan Misi Mengorbit Bumi

7. HIV/AIDS sempat menjadi penyebab utama kematian di Gabon

Pada tahun 2007, HIV / AIDS adalah penyebab utama kematian di Gabon.

Kemudian, pada 2017, angka itu turun ke posisi kelima, disusul penyakit jantung iskemik dan infeksi saluran pernapasan bagian bawah sebagai dua penyebab kematian teratas.

Sejak 2007 hingga 2017, angka kematian Malaria naik ke urutan ketiga. Pada 2017, ada lebih dari 35.000 kasus malaria yang dikonfirmasi dengan sebanyak 218 kematian.

Baca Juga: Sudah Keluarkan 72 Triliun Rupiah untuk Samarkan Tentara, Sayang Sekali Gagal Sembunyikan Prajuritnya Malah Terlalu Mudah Ditemukan Musuh

(*)

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait