Ini menjadi alarm peringatan bagi Inggris dan AS tentang kebijaksanaan bermitra dengan lembaga-lembaga China.
Hasilnya, Angkatan Laut China sudah menjadi yang terbesar di dunia dengan memiliki 350 kapal dan kapal selam, termasuk lebih dari 130 kombatan permukaan utama.
Diperkirakan lima kapal induk akan mengapung pada tahun 2030 dan dengan cepat memperluas armada kapal perusaknya.
Angkatan Laut China juga telah mengembangkan rudal jelajah dan balistik presisi jarak jauh, radar peringatan dini dan sistem pertahanan udara untuk memungkinkannya mendominasi wilayah udara jauh ke Pasifik.
Dan baru-baru ini meluncurkan senjata hipersonik yang dirancang untuk menghadapi kelompok kapal induk AS.
Semua ini telah membuat alarm berbunyi tidak hanya di ibu kota Barat, tetapi juga di Taiwan, Vietnam, dan Filipina, yang semuanya memiliki alasan untuk takut akan kekuatan maritim baru China yang sangat besar.
Minggu lalu, dua puluh pesawat China memasuki wilayah udara Taiwan dalam serangan terbesar hingga saat ini.
Xi Jinping telah mencoba untuk mengatasi masalah moral dengan kerap memberikan seruan "siap tempur" kepada para tentara, desakan untuk loyalitas kepada partai, dan dorongan anti-korupsi yang juga telah digunakan untuk menempatkan perwira yang setia kepadanya di posisi-posisi kunci.
Sebab China tidak lagi 'bersembunyi dan menawar' seperti doktrin Deng Xiaoping bahwa negara harus menyembunyikan kemampuannya saat berurusan dengan dunia luar.
Sebaliknya, China memproyeksikan kekuatan di seluruh dunia dengan sikap ekonomi, politik, dan diplomatik yang semakin tegas.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR