Intisari-online.com - Salah satu insiden letusan gunung paling terkenal di dunia adalah meletusnya gunung yang menghancurkan kota Pompeii Romawi.
Yang menarik dalam peristiwa bersejarah ini, diyakini terjadi pada masa Romawi kuno.
Namun, karena terkena lava, jasad-jasad manusia yang menjadi korban gunung berapi ini masih abadi dengan wujud membatu hingga saat ini.
Menurut laporan diperkirakan ada 2.000 orang yang tewas akibat peristiwa itu.
Namun, jika memang semua jasad itu tewas akibat lava, mengapa mereka tidah menyelamatkan diri atau mengungsi sebelumnya.
Padahal bencana seperti ledakan gunung berapi sebenarnya bisa dihindari, jika melakukan analisa.
Karena gunung berapi akan menunjukkan tanda-tanda awal sebelum akhirnya memuntahkan lava panasnya.
Menurut ilmuwan yang melakuka penelitian dalam hal ini berhasil mengungkap, alasan orang-orang di kota Pompeii tak sempat melarikan diri.
Menurut RT, sekitar 2.000 orang tewas di kota Pompeii dan sekitarnya ketika gunung berapi Vesuvius terbangun tiba-tiba pada tahun 79.
Penelitian baru oleh para peneliti di Departemen Bumi dan Geosains Universitas Bari, Italia.
Menunjukkan bahwa para korban meninggal bukan karena lahar melainkan oleh gas dan abu yang mengelilingi daerah tersebut.
Bekerja sama dengan rekan dari National Institute of Geophysics and Volcanoes (INGV) dan British Geological Survey di Edinburgh.
Para peneliti membuat sketsa model letusan gunung berapi Vesuvius menciptakan lapisan gas., CO2, abu.
Peneliti menemukan bahwa gas campuran mematikan ini menyebar ke Pompeii di tengah malam, hanya dalam 10-20 menit.
Sedangkan lava vulkanik baru mengubur kota pada pukul 13.00 keesokan harinya.
Akibatnya, mayoritas korban dari 2.000 orang meninggal karena keracunan. Banyak orang meninggal saat tidur.
Menurut penelitian, warga meninggal dalam waktu 15 menit setelah gas beracun menyelimuti daerah tersebut.
Beberapa penduduk kota tetangga Oplontis, Stabiae dan Herculaneum juga kemungkinan besar akan meninggal karena hujan es dan batuan vulkanik.
Yang lain menanggung akibat yang menyakitkan dan menakutkan karena mati lemas.
Bagi penduduk Herculaneum, pemukiman yang terletak di kaki gunung berapi, tidak mungkin bertahan hidup karena panas yang menyengat.
Hanya dalam dua hari, gunung berapi melepaskan panas 100.000 kali lebih banyak daripada bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki.
Lalu meninggalkan daerah pemukiman menjadi abu dan puing-puing setebal 9,1 meter.
Penelitian di atas oleh para ilmuwan memberikan perlindungan bagi orang-orang yang tinggal di dekat tempat-tempat dengan gunung berapi paling aktif di dunia.