Intisari-online.com - Permusuhan China dan Amerika tampaknya tak sekedar propaganda semata.
Karena baru-baru ini dilaporkan, China sedang membangun rankaian peluncur rudal balistik bawah tanahnya.
Yang mengejutkan adalah, peluncur ini akan meluncurkan rudal terkuatnya seperti DF-41 dan DF-31AG, dengan jangkauan mencapai Amerika Serikat.
Dengan demikian, dipastikan jika mau China akan dengan mudah menghancurkan Amerika kapanpun mereka mau.
Menurut 24h.com.vn, pada Rabu (17/3/21), Militer China telah mulai membangun setidaknya 16 silo rudal balistik antarbenua.
Sebagai tambahan di sebuah fasilitas di O Hai, di wilayah Otonomi Mongolia Dalam lapor SCMP.
Lalu, Organisasi penasehat Federasi Ilmuwan Amerika (FAS), yang berbasis di Wahington, menerbitkan informasinya berdasarkan foto-foto satelit.
Menurut FAS, dalam konteks meningkatnya keteganyan China-AS, memperluas strategi pencegahan nuklir dan peluncur bawah tanah termasuk dalam strategi ini.
Peluncur rudal bawah tanah ini terletak di pusat pelatihan Jilantai.
Berada di Area seluas sekitar 200 kilometer persegi, masing-masing terpisah dari 2,2 hingga 2,4 kilometer.
Membantu mengurangi risiko kedua peluncuran, yang mempengaruhi kehancuran serentak dalam serangan nuklir.
Menurut FAS, peluncur baru dirancang untuk menembakkan rudal balistik antarbenua DF-41 dan DF-31AG, dengan jangkauan 10.000-14.000 km.
Rudal-rudall itu juga dilengkapi dengan hulu ledak nuklir.
China saat ini mempertahankan kebijakan untuk tidak menyerang nuklir terlebih dahulu.
Tetapi akan merespons secara serius jika diserang dengan senjata nuklir .
Dalam laporan tahunan 2019-nya, Departemen Pertahanan AS mengatakan bahwa China sedang mempertimbangkan untuk menambahkan opsi untuk mengerahkan rudal DF-41.
Dalam hal ini termasuk penggunaan peluncur bawah tanah tersebut.
Menurut FAS, tidakdiketahui pasti apakah itu ada dua kali lipat atau tiga kali lipat rudal di peluncur bawah tanah itu.
Saat ini hanya diketahui China masih tertinggal di belakang AS dan Rusia dalam kapasitas serangan nuklir.
AS memiliki 450 peluncur rudal balistik antarbenua, 400 di antaranya selalu dilengkapi dengan rudal.
Rusia memiliki 130 peluncur mirip dengan 18-20 milik China, menurut FAS.
Gambar satelit juga menunjukkan China membangun jaringan terowongan bawah tanah yang rumit untuk menampung peluncur roket bergerak.
Meluncurkan roket dari peluncur bawah tanah selalu merupakan pilihan yang paling efektif dan akurat.
Tetapi China juga membutuhkan peluncur seluler dalam keadaan darurat.
Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kapasitas penangkal nuklir, menurut SCMP.