Patogen tersebut melakukan lompatan pertama yang tercatat dari babi yang terinfeksi ke peternak di Malaysia pada tahun 1999.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, angka kematian Nipah berkisar antara 40 hingga 75 persen, jauh lebih tinggi dari angka 1 persen untuk COVID-19.
Nipah memiliki masa inkubasi hingga 45 hari, hal ini mengakibatkan jangka waktu yang jauh lebih lama dibandingkan COVID-19, di mana seseorang tanpa sadar dapat menyebarkan penyakit sebelum jatuh sakit.
Berbicara kepada The Sun, Dr Melanie Saville, kepala penelitian dan pengembangan vaksin di Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi, mengatakan dunia perlu bersiap untuk "bencana besar".
Dia menambahkan:
"Nipah adalah salah satu virus yang pasti bisa menjadi penyebab pandemi baru."
"Beberapa hal tentang Nipah sangat memprihatinkan."
"Yang terpenting, kita seharusnya tidak hanya melihat Nipah.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR