Kapal pecah menjadi dua bagian dan yang selamat berada di area depan.
Mayat para prajurit, setelah bebas dari cengkeraman karena hancurnya kapal, mulai melayang ke permukaan laut.
Sekitar 300 mayat terbawa ke darat dan dikumpulkan di kuburan massal oleh para interniran militer Italia lainnya, yang dibawa secara paksa ke lokasi tersebut.
Dua diantaranya masih hidup dan memberikan bukti berharga.
Banyak mayat lain tetap di situ atau tersebar di laut, bahkan berbulan-bulan setelah muncul berkilo-kilometer jauhnya.
Selama bertahun-tahun mayat-mayat itu menghentikan para nelayan yang mengejar aktivitas mereka di wilayah laut itu; mereka bahkan tidak berani mandi di air itu untuk menghormati orang-orang yang terbuang.
Pada kesempatan yang sama, sebuah plakat dipasang di dasar laut.
Di tepi laut Tanjung Souniou, terlepas dari permohonan para korban, tidak ada pengamanan terhadap pengacau yang secara sistematis melanggar jenazah.
Satu-satunya perlindungan, hingga saat ini, adalah pernyataan UNESCO yang mendefinisikan bangkai kapal sebagai kuburan orang-orang yang tewas di dalamnya.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR