Setengah Mati Harus Jadi Milik Israel, Inilah Rahasia Kuno di Bawah Tanah Palestina yang Sangat Diinginkan Orang Yahudi, Konon Tersimpan Tepat di Masjid Al-Aqsa

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Penulis

Mesjid al-Aqsa
Mesjid al-Aqsa

Intisari-online.com - Masjid Al-Aqsa bagaimanapun adalah rumah ibadah bagi umat muslim terbesar di Palestina, namun di sisi lain Israel sangat menginginkannya.

Bahkan dalam rancangan tahun 2013, Israel memberi ruang umat Yahudi untuk berdoa di esplanade Masjid Al-Aqsa.

Dengan kata lain, masjid tersebut tak sekedar rumah ibadah bagi umat muslim Palestina, tetapi tempat berdoa bagi umat Yahudi Israel.

Sejak Palestina ditaklukan umat muslim pada abad ke-7, masjid itu telah dibangun.

Baca Juga: Militer Myanmar Rekrut Mantan Intelijen Israel Kondang yang Pernah Tuduhkan Ini pada Reagan saat Pemilu AS 1980 Melawan Jimmy Carter, Ingin Dekati Amerika?

Namun, tahun 1967 Israel menduduki situs tersebut, dan peristiwa provokatif terjadi.

Pada tahun 1969, seorang Kristen-Zionis Australia bernama Denis Michael Rohan membakar mimbar masjid.

Pada tahun 1982, Alan Godman seorang tentara Yahudi Amerika Israel menembakkan senapan otomatis ke jamaah di "Dome of the Rock" dan menewaskan 2 dan melukai 11.

Tahun 2000 pemimpin oposisi Israel Arual Sharon mengunjungi kawasan itu ditemani 1.000 polisi dan menyatakan bahwa situs itu akan tetap abadi "di tangan kita".

Baca Juga: Punya Hubungan Amat Dekat dengan Israel Sampai Dituduh Antek-Antek Yahudi, Siapa Sangka Tujuan Asli Gus Dur Dekati Israel Justru Sangat Mengejutkan

Sebuah kalimat dan tindakan yang memicu intifada kedua antara Palestian dan Israel.

Orang-orang Muslim melihat setiap perambahan Yahudi di situs itu, merupakan serangan terhadap kepercayaan mereka.

Lantas sebuah masjid keramat yang suci bagi umat muslim mengapa begitu diinginkan oleh orang Yahudi memang apa yang diyakini oleh mereka.

Seperti dikutip dariAl Jazeera, Masjid Al Aqsa adalah sebuah masjid yang dibangun di atas Bukit Bait Suci yang paling keramat bagi umat Yudaisme.

Sementara bagi umat muslimsitus itu disebutThe haram Al-Sharif, atau "tempat kudus yang mulia", satu dari tiga tempat suci selain Mekah.

Temple Mountdalam keyakinan Yahudi dikenal sebagai Har Habayit, dalam bahasa Ibrani, secara tradisional diyakini sebagai tempat dimana Abraham menunjukkan pengabdiannya kepada Tuhan.

The Dome of Rock dan masjid Al Aqsa.
The Dome of Rock dan masjid Al Aqsa.

Baca Juga: Al Aqsa Dalam Kondisi Sangat Rentan, Kepala Penjaganya Disengsarakan Israel Setelah Rumahnya Diratakan dengan Buldoser dengan Dalih Ini

Dia membawa putranya Ishak untuk dikorbankan.

Kemudian, Temple Mount juga diyakini sebagai situs dari Kuil Yahudi Kuno yang dibangun oleh Raja Solomon, dan dihancurkan orang Babel tahun 586 SM.

Kedua dibangun pada abad keenam SM sebelum dihancurkan orang Yahudi yang diasingkan pada 70 M oleh Kekaisaran Romawi.

Orang Yahudi berkeyakinann bahwa kuil ketiga akan dibangun selama zaman mesianik, (zaman kedatangan Mesias/Isa Al Masih)

Sejak pasukan Israel mendapatkan kendali atas Yerussalem selama Perang Enam Hari tahun 1967.

Israel memperluas kedaulatannya atas situs tersebut meskipun banyak orang menganggapnya tidak sah.

Baca Juga: Rencana Rahasia Israel Serang Fasilitas Nuklir Iran Dibongkar Menteri Pertahanannya, Ini Perbandingan Kekuatan Militer Israel dan Iran

Saat ini Temple Mount dapat diakses siapa saja, termasuk masuk ke dalam Dome of The Rock, yang dibatasi untuk umat Islam.

Meskipun ada beberapa gerbang untuk mengakses situs tersebut, non-Muslim harus masuk melalui Gerbang Murghrabi yang terletak di tembok barat.

Keamanan Israel mengontrol titik masuk.Pada saat-saat ketegangan memuncak, Israel kadang-kadang menutup situs itu bagi para pengunjung, termasukumat Muslim.

Orang Israel juga mengklaim tempat itu suci.

Sampai beberapa tahun yang lalu, Kepala Rabi di Israel dengan tegas melarang orang Yahudi untuk berdoa atau bahkan berjalan di daerah yang dikenal orang Yahudi sebagai Temple Mount.

Sebaliknya, orang Yahudi yang taat hanya akan berdoa di dinding luar.

Tetapi dalam beberapa tahun terakhir, para Rabi tampaknya agak melonggarkan larangannya dalam hal ini

Artikel Terkait