Intisari-Online.com -Pangeran Harry dan Meghan Markle telah memutuskan untuk keluar dari anggota kerajaan Inggris.
Dengan keduanya bersedia diwawancarai Oprah Winfrey, Pangeran Harry dan Meghan Markle dianggap sudah menjatuhkan bom ke keluarga Kerajaan Inggris.
Laporan media setempat mengabarkan wawancara itu diyakini akan memberikan kerusakan pada keluarga kerajaan.
Pihak CBS menayangkan wawancara berdurasi dua jam itu pada Minggu waktu setempat (7/3/2021) di Amerika Serikat (AS).
Kepada Oprah, Pangeran Harry dan Meghan Markle mengungkapkan berbagai momen kesulitan yang mereka alami.
Bahkan, Meghan mengaku dia sampai berpikiran ingin bunuh diri selama menjadi bangsawan Kerajaan Inggris.
The Daily Telegraph memberitakan, pasangan yang menikah pada 2018 itu "menjatuhkan bom yang cukup menghancurkan sebuah armada".
"Kemungkinan, seperti yang ditakutkan banyak orang, memberi kerusakan ke keluarga kerajaan," ulas The Telegraph.
The Times menulis "Apa pun yang dinanti kerajaan dari wawancara ini, jelas yang didapatkan sangat buruk".
Chris Ship, editor kerajaan di ITV, mengaku dia sempat "mati rasa sesaat" saat menonton wawancara tersebut.
Ship menerangkan, pasangan bergelar Duke dan Duchess of Sussex itu seperti mengisi penuh pesawat pengebom B-52.
"Mereka kemudian menerbangkannya ke Istana Buckingham, dan menjatuhkan bom ke atasnya," ulas Ship.
Dilansir AFP Senin (8/3/2021), Buckingham kini menghadapi dua pertanyaan serius buntut pengakuan blak-blakan mereka berdua.
Pertama adalah tudingan rasialis setelah Meghan mengaku kerajaan khawatir anaknya, Archie, bakal berkulit gelap.
Kemudian kedua adalah isu bahwa Meghan mengaku dia berniat bunuh diri, dan tak ada satu pun di kerajaan yang membantunya.
"Obsesi diri"
Dari berbagai serangan ke kerajaan, The Telegraph mencatat nenek Pangeran Harry, Ratu Elizabeth II, tak tersentuh.
Meski begitu, Ship menerangkan dengan kritikan pasangan itu ke keluarga, jelas mereka juga mengkritik Ratu.
The Times menulis bagaimana pasangan itu menulis "narasi baru", dengan kritikan pun juga berdatangan.
The Daily Mail, yang selama ini vokal mencibir Meghan Markle, mengutip pakar kerajaan Robert Johnson.
Si pakar berujar bahwa tindakan keduanya adalah bentuk "obsesi diri". "Sudah jelas mereka hanya memanjakan diri sendiri," kritiknya.
Selain itu, media Inggris juga mempertanyakan ranah lain seperti pengakuan Meghan anaknya tak bisa jadi pangeran karena warna kulitnya.
Baca Juga: Meski Drupadi Punya Lima Suami Pandawa, Hanya Satu yang Paling Mencintainya
The Times mengulas, Archie jelas tidak bisa jadi pangeran karena ayahnya bukan pewaris takhta Kerajaan Inggris.
Sebagai informasi, Pangeran Harry berada di urutan keenam setelah ayahnya Pangeran Charles, kakaknya, Pangeran William beserta tiga anaknya.
Lain cerita jika Pangeran Charles menggantikan ibunya sebagai Raja Inggris, sehingga Archie bisa menjadi pangeran.