Intisari-Online.com - Kebuntuan konflik di perbatasan China dan India sempat memuncak pada pertengahan 2020 lalu dengan bentrokan yang menewaskan puluhan korban.
Seperti diketahui, sengketa perbatasan yang telah berlangsung beberapa dekade antara kedua negara tak kunjung terselesaikan.
Atas bentrokan yang terjadi pada pertengahan tahun lalu, itu, selama ini kedua pihak saling menyalahkan tentang siapa yang lebih dulu memulai keributan.
Sementara India telah mengonfirmasi jatuhnya korban dari pihaknya setelah bentrokan itu terjadi, yaitu sebanyak 20 tentara India tewas, China tidak mengonfirmasi terkait korbannya.
Namun, kini telah terungkap identitas korban dari pihak China dari insiden tersebut.
Melansir 24h.com.vn (19/2/2021), Komisi Militer Pusat China menganugerahi gelar 'Komandan Resimen Pahlawan Penjaga Perbatasan' kepada Qi Fabao, komandan resimen di Wilayah Militer Xinjiang.
Chen Hongjun dianugerahi gelar 'pahlawan penjaga perbatasan'. Sementara tiga tentara Chen Xiangrong, Xiao Siyuan dan Wang Zhuoran dianugerahi sertifikat prestasi kelas satu.
Informasi di atas diterbitkan oleh PLA Daily, surat kabar resmi militer Tiongkok pada 19 Februari.
Itu sekaligus menjadi pertama kalinya China mengonfirmasi korban dan rincian tentang tentara yang tewas.
Dari lima orang yang dianugerahi gelar dan sertifikat jasa, 4 orang terbunuh, termasuk Chen Hongjun, Chen Xiangrong, Xiao Siyuan dan Wang Zhuoran.
Bentrokan mematikan antara tentara Tiongkok dan India terjadi di Lembah Galwan pada Juni 2020.
Dalam upacara penghormatan, Komisi Militer Pusat Tiongkok (CMC) juga meninjau kembali peristiwa yang terjadi hari itu, sekaligus mengungkit tentang siapa yang memulai keributan.
Baca Juga: Mencurigakan, Google Earth Bikin Pesawat Angkatan Udara AS Transparan, Orang-orang pun Berspekulasi
CMC mengatakan bahwa India sengaja melakukan tindakan agresif sebelumnya dengan munculnya banyak tentara.
Dalam artikel yang diterbitkan pada 19 Februari, Harian PLA tidak secara langsung merujuk ke India, namun hanya menyebutnya 'kekuatan asing'.
Dikatakan, oleh karena tindakan agresif India, sejak Mei 2020, Chen Xiangrong dan tentara Tiongkok telah melawan tentara asing, memaksa mereka mundur.
"Musuh besar, tetapi tentara di garis depan tidak gentar, kami menggunakan apa yang kami bisa untuk mengusir musuh," tulis Chen dalam buku hariannya.
Disebut bahwa pada Juni 2020, Qi Fabao, komandan resimen di pihak Tiongkok, mendekati tentara India untuk merundingkan perselisihan di daerah perbatasan.
Tetapi India telah memobilisasi kekuatan yang lebih besar untuk mengintimidasi, menurut konten yang diumumkan selama penghormatan.
"Tentara India menyerang lebih dulu dengan pipa baja, tongkat besi, dan rajam. Petugas Qi Fabao terluka parah di bagian kepala," kata media China.
Kemudian Chen Hongjun bergegas menyelamatkan Qi sementara Chen Xiangrong dan Xiao Siyuan terlibat cekcok. Xiao Siyuan sebelumnya memiliki tugas merekam video sebagai barang bukti.
Kemudian, perkelahian menjadi di luar kendali karena kedua belah pihak menarik lebih banyak bala bantuan untuk membantu.
Chen Hongjun, Chen Xiangrong dan Xiao Siyuan adalah tiga tentara yang bertempur sejak awal dan meninggal. Korban tewas lainnya adalah prajurit Wang Zhuoran.
Qian Feng, direktur Institut Strategi Nasional di Universitas Tsinghua di Beijing, mengatakan China memutuskan untuk merilis rincian bentrokan mematikan untuk menghilangkan desas-desus palsu di masa lalu bahwa Negara pihak China memiliki korban tewas lebih besar daripada India.
Pemberian gelar dan sertifikat prestasi bagi tentara yang tewas juga disebut merupakan cara untuk membantu pasukan garis depan termotivasi melanjutkan upaya mereka untuk melaksanakan misi perbatasan, menurut Hoan Cau.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari