Para penduduk lokal yang tinggal di sepanjang lembah pegunungan Kaukasus sepanjang 17 kilometer itu pun mulai membuat semacam bangunan kecil di atas tanah untuk menghemat tempat karena invasi tersebut.
Teori lainnya, kota itu diciptakan oleh tradisi Indo-Iran yang didirikan oleh seorang Sarmati, orang keturunan Iran yang ahli menunggang kuda dan berperang, yang bermigrasi dan menetap di Rusia selatan dan mengubur jenazah kalangan mereka di atas tanah untuk menghormati wilayah itu.
Situs itu kini memiliki 99 bangunan makam beratap lengkung bergaya abad pertengahan yang masih sangat terpelihara dengan jendela tunggal.
Beberapa mayat di dalamnya masih sangat terawat sehingga daging dan kulit mereka masih menempel di tulang.
Pendapat lain mengatakan, bangunan makam itu adalah bukti bahwa pada abad ke-17 dan 18 kawasan itu dilanda wabah kolera.
Mereka yang jatuh sakit, dengan sukarela pergi ke bangunan-bangunan kecil itu dengan berbekal sedikit makanan dan air pada detik-detik terakhir hidup mereka agar tidak menulari yang lain.
Dalam bahasa lokal Ossetia, sebuah tulisan dengan cat merah terukir, "Pandangilah kami dengan cinta. Dulu kami sepertimu, dan kamu akan seperti kami."
Tidak diketahui siapa yang membuat tulisan itu, namun selama berabad-abad, bangunan makam kecil dengan jendela tunggal dan tulisan itu menjadi daya tarik.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR