Advertorial
Intisari-online.com -Dalam pasukan militer, peranan hewan tidak dapat dilupakan begitu saja.
Anjing adalah salah satunya yang dilatih kebuasan dan indra penciumannya untuk membantu tugas militer.
Anjing militer bahkan bisa ikut dalam operasi khusus menangkap teroris dan sebagainya.
Namun, rupanya nasib para anjing militer ini masih diperdebatkan.
Baca Juga: Jerman Gunakan Anjing Pelacak untuk Deteksi Covid-19 dengan Akurasi Hingga Angka 94
Melansir Daily Star, anggota pasukan khusus Inggris SAS meminta perawatan lebih baik untuk para anjing militer.
Rupanya, statistik mengenai nasib para anjing itu sungguh memprihatinkan.
Hampir 1200 anjing telah diberhentikan oleh militer.
Pasukan khusus mengatakan kepada Daily Star jika lebih banyak lagi anjing yang seharusnya diberhentikan.
Hal itu untuk mencegah anjing militer 'dihancurkan' setelah mereka tidak mampu bekerja lagi.
Tentara tersebut, seorang sersan dan veteran Perang Irak dan Afghanistan, adalah satu dari beberapa pelatih anjing di SAS dan SBS.
Anjing telah digunakan untuk melacak teroris dan menuntun tentara yang cedera dari medan perang.
Biasanya mereka dipilih dari ras malinois, hasil persilangan anjing gembala Belgia.
Mereka menemani pasukan pada sebagian besar misi-misi berbahaya, dan bertanggungjawab untuk menyelamatkan nyawa pasukan Inggris.
Rangkaian permintaan Informasi Pembebasan tunjukkan jika sejak tahun 2002 lebih dari 1200 anjing telah dipensiunkan oleh dokter hewan militer.
Lalu, banyak dari hewan-hewan itu dianggap terlalu berbahaya untuk dipulangkan.
Beberapa bahkan dibunuh karena mereka dianggap "tua dan tidak mampu bekerja", menurut dokumen Kementerian Pertahanan.
Beberapa masih bugar secara fisik tapi juga dihancurkan karena "gagal mempertahankan standar" dan "alasan kesejahteraan".
Tentara itu mengatakan: "Hewan-hewan ini telah menyelamatkan nyawa banyak tentara dan sangat tragis mereka dihancurkan di akhir hidup mereka.
"Tidak semua anjing dapat diselamatkan, beberapa sudah terlalu berbahaya. Namun aku yakin masih banyak bisa dibiarkan tetap hidup."
Anjing militer telah selamatkan banyak nyawa di Afghanistan.
Keberanian mereka dihargai dengan Medali Dickin, versi hewan untuk medali Victoria Cross.
Salah satu penerimanya adalah anjing labrador Sadie.
Ia bisa menemukan bom Taliban tahun 2005.
Sedangkan penerima yang lain adalah anjing bernama Treo, yang di tahun 2008 temukan beberapa bom di jalan raya.
Ada juga anjing spaniel peloncat Theo, temukan 114 bom dan kokang senjata.
Tragis, Theo meninggal karena kejang otak segera setelah pawangnya Kopral Liam Tasker ditembak mati tahun 2011.
Menteri Pertahanan tunjukkan lebih dari 807 anjing dipensiunkan oleh dokter hewan militer antara 2002 sampai 2012.
Lebih banyak lagi 380 dibunuh antara 2013 sampai 2019.
Gambaran terpisah tunjukkan lebih dari 85 kuda perang juga sudah dihancurkan sejak 2013.
Dogs Trust kelompok kesejahteraan hewan mengatakan: "Kami menolak suntik mati prematur untuk anjing yang masih bekerja ketika pensiun atau tidak mampu melaksanakan tugas mereka."
Sementara juru bicara militer mengatakan: "Anjing Militer hanya akan disuntik mati jika mengancam bagi keamanan publik atau memiliki kondisi medis sebabkan penderitaan yang tidak perlu dan dilakukannya hanya setelah penilaian lengkap oleh dokter hewan militer dan pengamat perilaku anjing.
"Anjing-anjing ini menyediakan jasa tak terhitung untuk pasukan kita dan segala upaya dilakukan untuk memulangkan mereka kembali di akhir masa tugas mereka."
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini