Intisari-Online.com - Dikenal sebagai salah satu negara militer terkuat di Eropa, Turki harus menelan pil pahit.
Ini karena Amerika Serikat (AS) di bawah pemerintahan Donald Trump menghukum Turki atas akuisisi sistem pertahanan udara Rusia.
Dan walaupun Trump sudah lengser, nyatanya Joe Biden tetap tidak merubahnya.
Washington mengungkapkan bahwa mereka tidak berencana untuk membatalkan kebijakan menghukum Turki yang dibuat Trump tersebut.
Bahkan pemerintahan Biden menuduh Turki tidak bertindak seperti sekutu NATO dengan membeli senjata dari Moskow.
Lalu apa balasan Turki?
Dilansir dari sputniknews.com pada Jumat (12/2/2021), Turki tidak berencana untuk mengingkari sistem pertahanan udara S-400 yang dibeli dari Rusia.
Hal itu disampaikan oleh juru bicara presiden negara itu, Ibrahim Kalin.
Juru bicara itu menekankan bahwa keputusan untuk membeli pertahanan udara dari Rusia tidak dibuat dalam semalam dan mengingat bahwa kontrak tersebut telah ditandatangani sebelum AS menandatangani undang-undang tersebut.
Perlu Anda tahu, AS telah menandatangani undang-undang yang bisa melawan musuh AS menggunakan sanksi.
Artinya, Gedung Putih memungkinkan untuk memberlakukan sanksi terhadap negara-negara yang membeli senjata dari negara-negara yang dianggap "musuh" oleh AS. Seperti Rusia dan China.
Kalin mengatakan bahwa Ankara menyatakan kesiapan untuk bernegosiasi tentang masalah tersebut dengan pemerintahan Biden.
Tetapi prosesnya belum dimulai.
Dia menambahkan bahwa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mungkin akan segera bertemu dengan Biden dalam waktu dekat.
Sebelumnya, Biden tidak berencana berkompromi dengan Turki terkait S-400.
S-400 sendiri merupakan sistem pertahanan udara Rusia. Sehingga AS membekukan pengiriman jet F-35 ke Turki.
AS tidak mau nantinya kekuatan jet F-35 AS 'diakuisisi' oleh Rusia.
Lebih lanjut, AS mengklaim bahwa S-400 dapat mendeteksi kerentanan pada F-35 dan mengirimkan datanya ke Moskow.
Terakhir, mereka juga mengindikasikan bahwa Washington tidak berencana untuk membuat kelompok kerja bersama dengan Ankara untuk menyelesaikan perselisihan antara kedua negara yang disebabkan oleh pembelian sistem pertahanan udara Rusia.
Jadi, apa pilihan Turki nanti?
Apakah tetap mempertahankan S-400 punya Rusia?
Atau tunduk kembali dengan kebijakan AS sebagai salah satu sekutunya?
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR