Intisari-Online.com - Selama masa keemasan pembajakan di abad ke-17 dan ke-18, tidak ada kapal yang dapat melakukan pengawasan bajak laut dengan aman.
Bajak laut dan penjambret laut suka merampok pedagang di lautan untuk mengumpulkan kekayaan yang tak terbayangkan.
Bajak laut tertarik untuk menyembunyikan resor liburan mereka dengan nyaman di beberapa pulau paling tertutup di planet ini.
Di antara banyak tempat persembunyian seperti itu, Saintele Sainte-Marie, atau Pulau Saint Mary, adalah salah satunya.
Terletak di lepas pantai Madagaskar, pulau terbesar keempat di dunia ini tidak ada di peta sampai 1731, dan ditandai sebagai "Pulau Bajak Laut."
Dari Teluk Bengal, sampai ke Tanjung Harapan, Saintele Sainte-Marie mengumpulkan kekayaan yang dijarah dalam jumlah tak terbatas.
Sehingga tidak mengherankan bahwa hingga hari ini banyak laguna dan teluk di sekitar pulau itu dianggap menyimpan harta yang terkubur oleh beberapa kapten bajak laut paling terkenal.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR