Benjamin Netanyahu, mengklaim "tidak ada negara" yang mengambil langkah seperti itu.
Menurut bocoran dari pertemuan tersebut, Netanyahu mengatakan, penutupan itu diperlukan karena "urgensi mutasi di dunia".
Hanya Satu Menteri yang Tolak Penutupan
Satu-satunya anggota kabinet yang menentang tindakan itu adalah Menteri Penyerapan dan Imigrasi, Pnina Tamano-Shata, yang tampaknya memprotes kurangnya pengecualian masuk bagi imigran baru.
Baca Juga: Percaya Diri, Iran Klaim Kepemilikan Rudal Mematikan: 'Kami Mapu Hancurkan Kapal-kapal Amerika'
Menteri Pertahanan Benny Gantz mengatakan bahwa sebelum pertemuan, dia akan mendukung penutupan hingga akhir bulan.
Sementara, Netanyahu menyatakan pada Sabtu kemarin (23/1/2021) bahwa dia akan mengupayakan penutupan dua minggu.
Selama pertemuan, para menteri diperlihatkan dokumen Kementerian Kesehatan yang mengatakan hanya 33 persen pelancong yang kembali antara 26 Desember 2020 dan 21 Januari 2021 mengikuti aturan karantina, menurut situs berita Walla.
Saat pertemuan digelar, Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa lima kasus lagi varian virus corona Afrika Selatan ditemukan di antara para pelancong dari Afrika Selatan dan Dubai.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR