Di mana mereka mengadakan telekonferensi dengan rekan-rekan China selama karantina dua minggu sebelum mulai bekerja di lapangan.
Dilansir dari kontan.co.id pada Selasa (19/1/2021), Amerika Serikat (AS), yang menuduh China menyembunyikan penyebaran awal, telah menyerukan penyelidikan yang dipimpin WHO agar "transparan".
Dan mengkritik persyaratan kunjungan, di mana para ahli China telah melakukan penelitian tahap pertama.
Garrett Grigsby dari Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan, yang memimpin delegasi AS, mengatakan China harus membagikan semua studi ilmiah.
Terutama tentang sampel hewan, manusia, dan lingkungan yang diambil dari pasar di Wuhan, di mana virus SARS-CoV-2 diyakini muncul pada akhir 2019.
Mengutip Reuters, Grigsby mengatakan kepada Dewan Eksekutif WHO, analisis komparatif dari data genetik semacam itu akan membantu untuk "mencari sumber yang tumpang tindih dan potensial" dari wabah yang memicu pandemi Covid-19.
“Kami memiliki tugas serius untuk memastikan bahwa penyelidikan kritis ini kredibel dan dilakukan secara objektif dan transparan,” kata Grigsby, yang juga merujuk pada varian virus yang ditemukan di Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil.
Sun Yang, direktur jenderal kantor tanggap darurat kesehatan dari Komisi Kesehatan Nasional China, mengatakan kepada dewan: "Studi asal virus bersifat ilmiah."
"Perlu koordinasi, kerja sama."
"Kita harus menghentikan tekanan politik apa pun."
Baca Juga: Afrika Selatan 'Terseret' Konflik Israel-Palestina dalam Skandal Visa Kejahatan Kembar Ini Pemicunya
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR