Advertorial

Sanggup Bawa 5.987 Kilogram Amunisi, Rusia Pamer Drone Okhotnik-B, Inilah Keistimewaannya

Tatik Ariyani

Editor

Intisari-Online.com -Amerika Serikat punya drone (pesawat tanpa awak) MQ-9 Reaper yang juga digunakan untuk membunuh Jenderal Iran Qasem Soleimani.

MQ-9 Reaper sering digunakan sebagai alat pengintai terhadap target berprofil tinggi, sensitif terhadap waktu, bisa membantu untuk mencari target dan digunakan untuk operasi perang yang tidak teratur.

Pesawat tanpa awak ini memiliki daya jelajah 1.150 mil dengan kemampuan terbang di ketinggian 50.000 kaki.

MQ-9 Reaper disebut sebagai drone "bersenjata, multi misi, daya terbang menengah dan tahan lama", seperti dikutip dari New York Post, Senin (6/1/2020).

Baca Juga: Pertahankan Posisi, Militer Indonesia Kembali Masuk dalam Daftar 20 Militer Terkuat di Dunia, Duduki Peringkat ke-16 dan Kalahkan Israel, Korea Utara,hingga Australia!

Di satu sisi, Rusia juga tak mau kalah untuk teknologi drone mereka.

Militer Rusia dikabarkan telah berhasil melakukan uji coba pada drone jarak jauh Sukhoi S-70 Okhotnik alias Hunter pada tanggal 12 Januari lalu.

Dilansir dari The Diplomat, drone melakukan uji serangan bom terhadap target darat di wilayah Ashuluk, Rusia.

Media lokal, RIA Novosti, juga mengabarkan bahwa drone Rusia ini menjatuhkan amunisi udara tak berpemandu seberat 500 kilogram.

Baca Juga: Nyaris Tewas Diracun Karena Menentang Putin, Politisi Oposisi Alexei Navalny Kini Malah Ditahan Saat Kembali ke Rusia

Drone Rusia dengan julukan Hunter ini melakukan penerbangan perdana pada 3 Agustus 2019 silam.

Defense World melaporkan saat itu drone berhasil melakukan penerbangan selama 20 menit.

"Kendaraan udara yang diterbangkan oleh operator melakukan beberapa putaran mengelilingi lapangan udara pada ketinggian 600 meter dan kemudian berhasil mendarat," ungkap Kementerian Perhananan Rusia pada tahun 2019 lalu.

Okhotnik-B merupakan bagian dari rangkaian kendaraan udara tak berawak (UAV) jarak jauh yang sedang dikembangkan oleh Rusia.

Program ini juga mencakup sejumlah drone lain seperti Grom, Altius-U, Kronstadt Sirius, dan Kronstadt Orion.

Baca Juga: Hanya Dalam 30 Tahun China Bisa Bangun Militer Terkuat yang Saingi Amerika Serikat, Rupanya Belajar dari Saddam Hussein untuk Bisa Meniru Semua Teknologi AS

Kabar menyebutkan bahwa Okhotnik-B akan dikirim untuk bertugas di bawah militer Rusia pada tahun 2024.

Sukhoi sendiri telah mengalokasikan US$ 52 juta untuk pengembangan sistem ini hingga 2025 mendatang.

Secara khusus, drone baru ini disiapkan untuk mendukung program Loyal Wingman Rusia, di mana UAV dikomandoi oleh pesawat berawak.

Dalam hal ini Okhotnik-B telah dipasangkan dengan jet tempur Su-57 pada uji coba tahun 2019 silam.

Pada Desember lalu, sempat beredar kabar bahwa drone Okhotnik-B akan dipasangkan dengan pembom strategis Tu-95.

Baca Juga: Kawal Bomber B-52 AS Terbang di Langit Israel, Beginilah Ngerinya Kemampuan Jet Tempur F-16, Punya Senjata yang Sangat Mematikan!

Dikutip dari Popular Mechanics, Okhotnik-B merupakan jenis drone yang besar dan berat, khas drone tempur generasi terbaru yang belakangan juga dikembangkan AS dan China.

Dalam artikel yang dirilis bulan Agustus 2020 lalu, Popular Mechanics merinci Okhotnik-B hadir dengan bobot 20 ton, hampir seberat pesawat tempur F-15 Eagle Amerika yang bermesin dua.

Lebar sayapnya mencapai 20 meter dan memiliki panjang 14 meter.

Drone tersebut dirancang untuk membawa hingga 5.987 kilogram amunisi, seperti rudal udara-ke-udara dan udara-ke-darat, di ruang senjata internal.

Soal manuver, Okhotnik-B diprediksi mampu memiliki jangkauan 3.240 mil laut dan kecepatan tertinggi 620 mil per jam.

Artikel Terkait