Intisari-online.com -Menyusul Bahrain dan Uni Emirat Arab, Qatar kini juga mulai normalisasi dengan Israel.
Hubungan janggal ini rupanya berkaitan dengan tekanan ekonomi Jalur Gaza.
Dikutip dari Jerusalem Post, hubungan yang dikembangkan antara Israel dan Qatar rupanya untuk menyediakan pendanaan Hamas.
Karena jika tidak, akan ada kelumpuhan ekonomi dan dapat memicu perang di Jalur Gaza.
Hal itu disebut-sebut sebagai mesin pemicu normalisasi antara Yerusalem dan Doha.
Ditekankan November lalu Qatar menolak normalisasi apapun bentuknya dengan Israel.
Namun sumber yang mengatakan kepada Jerusalem Post mengatakan dengan percaya diri jika hal ini bisa berubah dengan mudah.
Serta, dengan pergantian administrasi pemerintah AS, hal ini juga lebih mudah lagi berubah.
Baca Juga: Sempat Sesumbar Enggan Normalisasi dengan Israel, Qatar Kini Buka Peluang dengan Syarat
Lebih jauh lagi sumber tersebut mengatakan koordinasi tertutup antara Israel dan Qatar untuk memfasilitasi pendanaan untuk Hamas agar ekonomi Gaza yang lemah bisa tetap berjalan akan menjadi kunci normalisasi.
Rupanya hal ini memang benar terjadi.
Ironisnya, bahkan ketika Hamas berkomitmen menghancurkan Israel dan kontinyu tembakkan roket ke kota-kota Israel, dinamika aneh dengan penguasa Gaza membantu membawa kudeta legit bagi Israel.
Qatar adalah titik strategis bagi banyak pihak di Timur Tengah, sementara Doha sudah lama terlibat perang diplomatik dan ekonomi dengan Arab Saudi dan negara teluk Sunni moderat sejak Juni 2017.
Pertengahan Desember, Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas bertemu dengan Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani.
Pertemuan tersebut dilakukan untuk mencoba meyakinkan al-Thani agar menjadi tuan rumah konferensi perdamaian 2021 ini.
Idenya yaitu untuk memindahkan percakapan kembali dari rencana perdamaian Trump ke rencana perdamaian Palestina-Barat seperti sebelumnya.
Meski begitu AS masih mempertahankan hubungan dekat dengan Qatar.
Terbukti dengan pangkalan militer AS di Timur Tengah justru ditempatkan di Qatar.
Kombinasi koneksi AS dengan kemampuan Qatar mencegah Hamas memulai perang seperti yang terjadi tiga kali antara 2009-2014 adlaah bagian yang membuat Israel melalui Mossad siap untuk bersepakat dengan Doha atas isu Gaza.
Bahkan meskipun Yerusalem berang dengan banyak penyebab dan kelompok Islami yang didukung oleh Qatar, serta hubungan Qatar dengan Iran.
Namun akhirnya dengan persetujuan Israel serta seringnya keterlibatan langsung direktur Mossad Yossi Cohen, Qatar telah secara berkala menyediakan jutaan dolar untuk Hamas agar menjaga situasi ekonomi mereka tetap stabil sehingga mereka tidak ciptakan perang.
Baca Juga: Kisah Eli Cohen, Agen Top Mossad yang Berakhir Tragis Digantung di Depan Puluhan Ribu Rakyat Suriah
Saat Hamas panik pembayaran akan berakhir Agustus, Cohen dilaporkan terus meyakinkan Doha untuk terus membiayai Hamas, meskipun ekonomi Qatar juga lumpuh karena pandemi Covid-19.
Namun saat Mossad dan Israel diserang dengan pernyataan jika mereka bertugas sebagai pria penengah untuk mendanai Hamas, Cohen menyerang balik dengan mengatakan pendanaan tersebut bersifat kemanusiaan dan mencegah perang.
Oktober lalu, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin kunjungi Qatar tapi menolak mengatakan media Israel apapun mengenai apakah Qatar akan menjadi negara selanjutnya yang menormalisasikan hubungan dengan Israel.
Ia juga tidak mau mengatakan apakah AS akan menjual F-35 ke Qatar.
Kemudian di bulan yang sama, Menteri Intelijen Israel Eli Cohen mengatakan kepada Army Radio jika untuk melestarikan batasan kualitatif militernya, Israel akan meminta AS tidak menjual jet tempur F-35 ke Qatar.
"Bagi kami, wilayah kami belum menjadi Swiss. Israel adalah negara paling terancam, tidak hanya di Timur Tengah, tapi di seluruh dunia, dan karenanya, kita perlu melestarikan superioritas kami," ujarnya.
Sementara pada pertengahan Desember, Rabbi Marc Schneier, petugas tidak resmi untuk normalisasi dengan negara-negara Teluk mengatakan kepada Jerusalem Post jika "aku tidak akan senang sebelum melihat Qatar, Saudi, Oman dan Kuwait bergabung dengan Uni Emirat Arab dan Bahrain. Setelah itu Anda akan melihat transformasi.:
Qatar sedang mempersiapkan Piala Dunia, dan menurut Schneier itu waktu yang cocok untuk Israel.
"Qatar sangat bersemangat menerima Israel di Piala Dunia," ujarnya.
"Menjawab pertanyaan tentang tamu Israel datang menonton pertandingan, Qatar sudah mengatakan mereka diperbolehkan untuk melakukannya," ujarnya.
"Namun aku lebih yakin pada November 2022 ketika dimulainya Piala Dunia, kita akan melihat hubungan Qatar dengan Israel."
Ia juga mengatakan hubungan dengan Qatar akan memerlukan progres dengan Palestina, tapi hal itu akan terbantu dengan administrasi Biden yang akan dimulai dalam waktu dekat.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini