Intisari-Online.com - Amerika Serikat (AS) sukses mencuri perhatian dunia.
Ini karena telah terjadikekacauan baik di dalam maupun luar negeri karena Presiden Donald Trump.
Yang paling terlihat adalah pasca kerusuhan diCapitol AS.
Banyak yang bilang itu adalahpercobaan kudeta, pemberontakan, atau serangan terhadap demokrasi.
Tapi yang pasti,Presiden Donald Trump tidak pernah menyembunyikan aspirasi diktatornya.
Dia pun langsung dicopot dari kekuasaan, dilarang memiliki jabatan publik lagi, dan dituntut atas kejahatan tingkat tinggi.
Apa yang terjadi di negara adidaya itu?
Dilansir daritheguardian.com pada Kamis (14/1/12021), sudah banyak yang menduga bahwaPemilu 2020 akan membawa kerusuhan sipil, kekerasan, dan upaya Trump untuk tetap berkuasa secara ilegal.
Tetapi di luar kejahatan terkait pemilu, Trump juga bersalah karena mengabaikan kesehatan masyarakat secara sembrono.
Dia dan pemerintahannya menanggung banyak kesalahan atas jumlah kematian Covid-19 yang sangat besar di AS, yang menyumbang 20% dari kematian global.
Melihat hal itu, kini AS tidak lagiterlihat seperti negara maju atau negara adikuasa.
Para pemimpin di seluruh dunia sekarang malah menertawakan dan mencemooh AS.
Seolah-olah kerusakan yang terjadi belum besar, pemberontakan Trump yang gagal telah semakin menurunkan posisi Amerika di mata dunia.
Lebih buruk lagi, meskipun Presiden terpilih Joe Biden akan dilantik dalam waktu sekitar satu minggu, Trump masih memiliki waktu untuk menciptakan lebih banyak kekacauan.
Misalnya milisi sayap kanan dan supremasi kulit putih sudah merencanakan lebih banyak aksi protes, kekerasan, dan perang rasial di kota-kota di seluruh AS.
Danmusuh-musuh terbesar AS seperti Rusia, China, Iran, dan Korea Utara akan mencari cara untuk mengeksploitasi kekacauan dengan menyebarkan disinformasi atau meluncurkan serangan dunia maya.
Karena takut Trump akan menggunakan militer,Ketua DPR Nancy Pelosi pun langsung menghubungi Kepala Staf Gabungan AS.
Di mana mereka melarang Trump menyentuh fasilitas nuklir.
Mereka takut, AS akan kembali goyah jika Trump kembalimelancarkan serangan nuklir pada target dengan populasi sipil yang besar.
Karena itu jelas akan meninggalkankonsekuensi geopolitik yang mengerikan.
Pada akhirnya, Kongres AS setuju untuk memakzulkan Trymp danmemberi Wakil Presiden Mike Pence 'kekuasaan' sementara melaluiAmandemen ke-25.
Mengingat betapa terpecahnya AS secara politik, sosial, dan ekonomi, empat tahun kepemimpinan yang sehat di bawah Biden tidak akan cukup untuk membalikkan kerusakan yang telah terjadi.
Kemungkinan besar, Partai Republik akan melakukan segala yang mereka bisa untuk menyabotase pemerintahan baru, seperti yang mereka lakukan dengan mantan Presiden Barack Obama.
Bahkan sebelum pemilu, badan keamanan nasional AS telah memperingatkan bahwa terorisme dan kekerasan sayap kanan domestik akan tetap menjadi ancaman utama yang tumbuh di dalam negeri bagi AS.
Dengan Biden menjabat, risiko ini masih akan lebih tinggi.