Menurut Kim, Korea Utara harus terus mengembangkan persenjataan nuklirnya.
Tetapi tidak akan menggunakannya kecuali pasukan musuh mencoba menggunakan senjata nuklir yang menargetkan kita.
Dia juga menyebut AS sebagai "musuh terbesar" negaranya.
“Hal itu perlu dilakukan untuk secara aktif dan penuh menangkal dan mengendalikan ancaman militer yang dipaksakan di Semenanjung Korea, meningkatkan teknologi nuklir, mengurangi ukuran dan berat serta meningkatkan kekuatan strategis senjata nuklir,” kata Kim seperti dikutip dari AFP dan Kantor Berita Pusat Korea (KCNA).
Kim mengatakan perlu untuk mengembangkan senjata nuklir strategis yang dapat digunakan dalam perang modern dengan berbagai cara, tergantung pada target dan tugas operasi.
Sung-Yoon Lee, spesialis di Korea Utara, mengatakan Kim berencana untuk meningkatkan kekuatan strategis dan jangkauan penghancuran Korea Utara, yang seharusnya mencapai 15.000 kilometer (9.300 mil).
"Kim Jong-Un menyerukan produksi bom nuklir yang lebih kecil, lebih ringan ... lebih banyak hulu ledak nuklir ultra-besar."
"Dan meningkatkan kemampuan dalam serangan nuklir preemptive yang akurat & kemampuan serangan kedua pada target yang berjarak 15.000 km."
"Sesuatu memberitahuku bahwa Kim tidak tertarik pada denuklirisasi."
Para ahli telah menyarankan bahwa Pyongyang mungkin dapat melakukan uji coba rudal nuklir atau jarak jauh sebelum atau tidak lama setelah pelantikan Presiden terpilih AS Joe Biden, menggunakannya sebagai "pengaruh" dalam negosiasi denuklirisasi.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR