Dalam konflik senjata ini, pasukan Inggris dan Australia ikut terlibat di pihak Malaysia, terutama pasukan khusus mereka yaitu Special Air Service (SAS).
Infiltrasi militer dan gerilya ke wilayah Malaysia langsung membuatnya mengaktifkan sebagai negara persemakmuran seperti Inggris, Australia, Selandia Baru, dan India.
Sementara AS mempunyai perjanjian keamanan dengan Australia, namun melihat hal ini sebagai kasus serius dan siap memberikan bantuan militer.
Bagi Amerika, Indonesia saat itu condong ke blok Timur, yang posisinya jelas mengancam Blok Barat.
Apalagi Amerika sedang memulai perang dengan Vietnam Selatan sekaligus berusaha membendung komunis Vietnam Utara yang mendukung China serta Rusia.
Jika Konfrontasi Indonesia Malaysia yang dimotori Bung Karno menjadi perang terbuka, hal itu dapat memicu Perang Dunia III. Tapi AS, ternyata belum siap, alhasil dia melobi Bung Karno dengan mengerahkan agen CIA.
Konfrontasi Indonesia-Malaysia yang juga menggegerkan dunia itu mulai mereda seiring terjadinya konflik domestik Indonesia.
Menjelang akhir 1965, Jenderal Soeharto memegang kekuasaan di Indonesia setelah berlangsungnya Gerakan 30 September. Kemudian terjadi normalisasi hubungan Indonesia-Malaysia melalui Perjanjian Bangkok.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR