Intisari-Online.com – Memiliki gejala yang hampir mirip, seperti dimulai dari demam, mengapa diagnosis Covid-19 sering kali dikira penyakit tifus?
Tidak hanya demam, setelah itu penderitanya terkadang mengalami gejala batuk, sesak napas, dan seperti radang tenggorokan.
Sering kali, kita orang awam mengira hanya mengalami flu biasa atau tifus tadi itu.
Perlu melakukan serangkaian tes untuk membuktikan bahwa gejala yang tidak biasa mengarah pada Covid-19.
Selebritas Kalina Octaranny saat ini sedang terbaring di rumah sakit. Awal mulanya, ia dinyatakan mengalami tipes.
Namun, setelah melakukan rangkaian tes pemeriksaan, dinyatakan positif Covid-19.
Meski begitu, Kalina sendiri telah mengunggah hasil tes usap terbarunya yang menyatakan kalau dirinya ternyata negatif.
Kalina mungkin bukan satu-satunya orang yang mengalami kondisi tersebut. Tipes dan Covid-19 memang memiliki gejala yang mirip.
Lalu, mengapa infeksi Covid-19 sering dikira tipes?
Medical Editor SehatQ, dr. Anandika Pawitri, MRes mengatakan, hal itu umum terjadi.
Sebab, hingga saat ini gejala khas Covid-19 memang belum bisa disimpulkan.
Umumnya, Covid-19 mengenai saluran pernapasan terlebih dahulu sehingga penderitanya mengalami gejala seperti batuk dan sesak napas yang disertai demam dan kelelahan.
Namun, masih terus bermunculan gejala baru pada pasien Covid-19, termasuk anosmia (kelainan penciuman di hidung) dan hilangnya rasa pengecapan.
"Gejalanya bisa tersamar dengan penyakit-penyakit lain, seperti tifoid (tipes). Karena itu memang banyak kasus yang didiagnosis penyakit lain yang serupa terlebih dahulu, baru ketahuan Covid," ungkapnya kepada Kompas.com.
Tak hanya tipes, penyakit-penyakit lainnya yang menyerang saluran pernapasan, seperti pneumonia dan influenza, juga memungkinkan kita keliru mengenali gejalanya dengan Covid-19.
Namun, menurut Anandika, saat ini jika gejala dan hasil rontgen mengarah ke pneumonia, pasien akan diarahkan untuk diagnosis Covid-19.
Meskipun, pneumonia tak hanya bisa disebabkan oleh virus tetapi juga bakteri.
Informasi tentang gejala tipes dan Covid-19 memang bisa kita dapatkan melalui internet dan literatur.
Namun, pasien tidak bisa mengenali secara pasti penyakit yang dialaminya dan harus pergi ke dokter.
"Karena diagnosis penyakit ini adalah gabungan dari hasil riwayat kesehatan pasien, pemeriksaan fisik, serta hasil-hasil pemeriksaan lab serta radiologi yang disimpulkan oleh dokter," kata Anandika.
Perawatan penyakit tipes
Beberapa gejala tipes antara lain demam, ketidaknyamanan pencernaan seperti diare, mual dan muntah, serta badan yang terasa lemah.
Jika Anda merasakan gejala tersebut, Anandika menyarankan untuk minum obat penurun panas dan obat mual yang dijual bebas terlebih dahulu sebagai langkah penanganan awal.
Selama masa perawatan, usahakan makan makanan lembut dan bergizi sehingga mudah dicerna dan diserap, seperti bubur atau sup.
Jika dalam tiga hari tidak membaik, disarankan untuk pergi ke dokter. Penyebab utama tipes adalah bakteri.
Oleh karena itu, pasien membutuhkan obat antibiotik.
"Antibiotik ini tidak bisa sembarangan, harus dipilih dan diresepkan oleh dokter," tambahnya.
Ketika pergi ke dokter, pasien juga akan diarahkan jika perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk Covid-19. (Nabilla Tashandra)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari