Mau Naik Pesawa Gratis Pria Ini Nekat Numpang di Roda Pesawat Lalu Terbang dari Afrika Menuju Inggris yang Berjarak 9.000 Km, Kisahnya Sungguh Gila dan Super Nekat

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Themba Cabeka, pria yang numpang di Roda Pesawat.
Themba Cabeka, pria yang numpang di Roda Pesawat.

Themba Cabeka, pria yang numpang di Roda Pesawat.
Themba Cabeka, pria yang numpang di Roda Pesawat.

Intisari-online.com - Mungkin kita sering melihat orang-orang yang nekat nebeng di alat transportasi seperti, bus, kereta, truk dlll.

Namun, pernahkah Anda membayangkan jika ada orang yang berani nebeng dengan menempel di sebuah pesawat.

Mungkin terdengar gila dan super nekat, namun hal itu pernah dilakukan oleh Themba Cabeka (30), yang mengungkapkan perjalanan menegrikan yang pernah dilakukannya.

Ia dan temannya pernah naik pesawat dari Afrika menuju London, Inggris dan menempuh jarak 9.000 km, berlangsung selama 11 jam.

Baca Juga: Sampai Libatkan Propaganda Media, Konflik India-Pakistan Sudah Lampaui Urusan Kashmir Saja, Pakar Sebut 'Perang Generasi Kelima', Apa Maksudnya?

Sayangnya teman Themba jatuh dari ketinggian 1.500 meter, sementara Themba beruntung masih bertahan hidup.

Tetapi ia berada di rumah sakit dan koma selama setengah tahun.

Kali ini dia membagikan kisahnya yang mencengangkan, pada sebuah stasiun TV dengan judul "Pria yang jatuh dari langit".

Semua berawal dari pertemuan Themba dengan Carlito Vale di sebuah klub malam di Johanesburg, Afrika Selatan.

Baca Juga: Pergantian Tahun Membuka Luka Lama, Perseteruan Amerika-Iran kembali Memanas, AS Kirim Pesawat Tempur ke Timur Tengah, Sedangkan Iran Sudah Siaga Gempur Pangkalan Militer AS

Themba tidak memiliki ayah dan ditinggalkan ibunya pada usia 3 bulan, dan sejak 7 tahun ia tinggal di daerah kumuh dekat bandara.

Sementara Carlito adalah anak tunawisma yang tumbuh di panti asuhan, setelah perang saudara Mozambik, dia diasingkan oleh keluarganya.

Pertemuan keduanya, membuatnya memiliki pikiran sama untuk berubah menjadi lebih baik.

Oleh karena itu, mereka berpikir untuk mengubah hidupnya dengan pergi ke luar negeri, dan melakukan perjalanan hidup mati.

Rencana Themba dan Carlito dimulai ketika mereka melihat buku teknis tentang pesawat.

Lalu pada 18 Juni 2015, keduanya pergi ke bandara bersama, berpakaian hitam agar tidak terlihat, lalu bersembunyi sambil menunggu sekitar 15 menit menemukan pesawat lepas landas.

Themba dan Carlito memilih jet British Airways, dan menghindari pesawat Amerika karena tidak ingin terbang di atas lautan.

Penerbangan lepas landas dari Afrika Selatan ke London pukul 10:15 malam, Themba dan Carlito menempel di badan pesawat secara ilegal.

Mereka berada di pesawat di mana raungan mesin terdengar jelas saat lepas landas.

Baca Juga: Tidak Cukup Buat Pesawat Tanpa Awak, Militer Amerika Serikat Kembangkan Kapal Tanpa Awak untuk Masa Depan, 'Ancaman di Masa Depan Kian Nyata'

"Kita harus bersandar di dalam, jantung saya berdebar sangat kencang saya tak punya pilihan lain, dan memutuskan untuk meninggalkan Afrika entah hidup atau mati," kenang Themba.

Themba dan Carlito mengikat diri di bawah pesawat dengan kabel listrik yang melingkari lengan.

Pakar mengatakan, sangat jarang ada orang bertahan hidup dengan berpegangan pada pesawat, karena tidak ada alat pemanas seperti di dalam kabin.

Tak lama kemudian, Themba pingsan karena kekurangan oksigen saat pesawat terbang tinggi.

Themba mengatakan,"ketika pesawat lepas landas, saya melihat tanah, mobil, orang-orang kecil, tak lama kemudian saya kehilangan kesadaran karena kekurangan oksigen, saya hanya ingat Carlito berkata, kita berhasil."

Themba ditemukan saat pesawat mendarat di bandara London Heatrow, dalam kondisi tak sadarkan diri karena kekurangan oksigen.

Sementara suhu tubuhnya turun menjadi -60 derajat Celcius saat pesawat sedang terbang tinggi.

Dia koma selama 6 bulan, sebelum bangun ketika dia terbangun tak percaya dirinya masih hidup, dia hanya ingat saat terbaring di landasan pacu dengan kondisi patah kaki.

Dokter percaya Themba selamat karena suhu turun sangat rendah, sehingga tubuhnya hampir jatuh pada kondisi seperti hibernasi.

Baca Juga: Sadari Besarnya Dendam Kesumat Iran atas Kematian Qasem Soleimani, AS Kirim 'Si Teman Besar Jelek Gendut' ke Negeri Para Mullah, Jelang Satu Tahun Pembunuhan Jenderal Top

Menyebabkan jantung, otak, dan organ lainnya berfungsi minimal hampir tidak menggunakan oksigen, sehingga membatasi kerusakan sel dan organ.

Themba menjadi satu-satunya yang selamat, sedangkan Carlito meninggal sebelum mencapai tanah.

Beberapa menit sebelum lepas landas, Carlito merangkak dalam lengungan roda sehingga membuatnya jatuh dari ketinggian 1.500 meter, jasadnya ditemukan 9 km dari bandara.

Themba sadar saat ditemukan polisi Inggris menunjukkan foto paspor Carlito dan bertanya, apakah Anda mengenal orang ini?

Themba menjawab, "ya ini temanu Carlito."

Thmeba yang sudah mencapai Inggris mengganti namanya dengan Justin dia mengajukan permohonan suaka agar bisa tinggal di Inggris dan saat ini dia tinggal di apartemen kecil di Liverpool.

Selama ini ada banyak kasus serupa dan kasus ini adalah paling populer, saat ini hanya ada 24 kasus yang ditemukan dengan orang yang masih hidup dari 109 kasus.

Salah satunya adalah Bas Wie yang terbang dari Indonesia ke Australia pada tahun 1946.

Artikel Terkait