Intisari-Online.com -Meski dikenal sebagai negara yang tertutup, Korea Utara juga tak mau kalah dalam hal sistem persenjatannya.
Dari tahun ke tahun, Korea Utara terus mengembangkan sistem persenjataannya demi melindungi negara dari ancaman luar, salah satunya rudal balistik.
Padahal, negara pimpinan diktator Kim Jong-un itu telah dikenakan sanksi PBB sejak 2006 atas program rudal nuklir dan balistiknya.
AS juga menjatuhkan sanksi pada tahun 2017 setelah peluncuran rudal balistik dari Pyongyang.
Sementara Dewan Keamanan terus memperkuat sanksi, pengawas PBB melaporkan tahun ini bahwa Korea Utara terus meningkatkan programnya tahun lalu.
Pada Oktober tahun lalu, Korea Utara meluncurkan apa yang tampaknya menjadi salah satu rudal balistik antarbenua (ICBM) terbesar di dunia.
Korea Utara meluncurkan rudal balistik antarbenua yang sebelumnya tidak terlihat pada parade militer yang belum pernah terjadi sebelumnya pada Sabtu (10/10/2020).
Analis mengatakan rudal yang disebut 'monster' itu akan menjadi salah satu rudal balistik antarbenua (ICBM) mobile terbesar di dunia, jika dioperasionalkan.
"Rudal ini adalah monster," kata Melissa Hanham, Wakil Direktur Open Nuclear Network, seperti dilansir Reuters, Minggu (11/10/2020).
Rudal 'monster' itu diangkut oleh 11 truk as ke lokasi pameran atau parade militer peringatan 75 tahun didirikannya Partai Buruh yang berkuasa.
"ICBM baru kemungkinan dimaksudkan untuk menghilangkan keraguan tentang kemampuan Korea Utara untuk menyerang Amerika Serikat, dan ancaman implisit yang mereka siapkan untuk menguji rudal yang lebih besar," kata Markus Garlauskas, mantan pejabat intelijen AS untuk Korea Utara.
"Jika Hwasong-15 bisa membawa hulu ledak nuklir 'super besar' ke mana saja di AS, maka pertanyaan alaminya adalah apa yang bisa dibawa rudal yang lebih besar ini?," katanya.
Juga ditampilkan Hwasong-15, yang merupakan rudal jarak jauh yang pernah diuji oleh Korea Utara, dan tampaknya merupakan rudal balistik yang diluncurkan kapal selam baru (SLBM).
Pada Juli, pemimpin tertinggi mengatakan Pyongyang telah mengembangkan senjata nuklir untuk memenangkan "kekuatan absolut".
Kim Jong-un mengatakan Korea Utara sekarang "mampu mempertahankan diri kita sendiri ... berkat penangkal nuklir pertahanan diri kita yang andal dan efektif".
Namun kini seorang ahli telah memperingatkan jika Korea Utara saja dapat membuat senjata nuklir, negara mana pun juga bisa, seperti melansirExpress.co.uk,Jumat (1/1/2021).
Ketika ditanya apakah senjata nuklir dapat digunakan di luar angkasa, Profesor Ram Jakhu mengatakan kepada Express.co.uk: “Saya pikir pasti ada alasan untuk itu.
“Saya rasa belum ada yang memiliki monopoli atau kemampuan untuk melakukan itu.
“Korea Utara memiliki sanksi paling ekstrim di dunia.
“Jika Korea Utara dapat meluncurkan rudal balistik dan menyempurnakan rudal mereka maka saya pikir siapa pun dapat melakukannya.
"Ada kehati-hatian terhadap persenjataan dan dominasi di dunia saat ini."
Di bawah pemerintahan Trump, Kim Jong-un dan Donald Trump gagal membuat kemajuan dalam seruan AS agar Pyongyang menyerahkan senjata nuklirnya.
Saat ini, Korea Utara memiliki persenjataan senjata nuklir militer yang terdiri dari sekitar 30 hingga 40 senjata dan produksi bahan fisil yang cukup untuk enam hingga tujuh senjata nuklir setahun.
Berbicara kepada Express.co.uk , Profesor Hubungan Internasional di Universitas Metropolitan London, Profesor Andrew Moran mengatakan Joe Biden akan menghadapi masalah besar ketika dia menjabat bulan depan.
Dia berkata: “Korea Utara akan terus menjadi masalah besar bagi AS.
"Sekarang negara itu memiliki senjata nuklir dan harus diatasi."
Dan Presiden Biden mungkin tidak punya pilihan selain beralih ke China, kekuatan terbesar kedua di dunia, dalam hal memerintah di negara Korea.
Profesor Moran menambahkan: "Biden mungkin merasa dia harus meminta dukungan dari China dalam mencapai ini karena AS tidak akan dapat melakukannya sendiri."