Intisari-Online.com - Setelah 18 tahun dalam pelarian, seorang pemimpin teroris Indonesia yang mengatur bom Bali telah mengungkap rahasia baru setelah penangkapannya.
Kotak amal di warung makan dan minimarket telah membantu mendanai penyebab radikal dan polisi percaya mungkin ada hingga 6000 anggota aktif Jemaah Islamiah di Indonesia.
Dilansir dari canberratimes.com.au yang mengutip Australian Associated Press dari Minggu (27/12/2020), JI adalah kelompok terkait al-Qaeda yang merencanakan dan mengatur pemboman klub malam Bali tahun 2002 yang menewaskan 202 orang, serta serangkaian pemboman lainnya di Indonesia.
Polisi Indonesia telah mengungkapkan bahwa lebih dari 20.000 kotak amal, ditempatkan di warung makan, telah digunakan untuk mendanai operasi kelompok teror tersebut.
Kotak-kotak tersebut telah digunakan untuk mengumpulkan uang tunai di 12 wilayah di Indonesia, di seluruh Jawa dan Sumatera, dan para pemilik warung makan sama sekali tidak menyangka uang itu akan masuk ke kelompok teror.
Penangkapan Aris Sumarsono, yang dikenal sebagai Zulkarnaen, pada November lalu, memberikan sorotan baru pada JI dan inkarnasi kontemporernya.
Dalam beberapa tahun terakhir, para analis percaya bahwa pengaruh dan keanggotaan JI telah berkurang dan JI tidak lagi menjadi ancaman yang kuat di wilayah tersebut.
Seorang ahli biologi, Zulkarnaen telah dalam pelarian dan lolos dari penangkapan sejak 2002.
Dia ditangkap di Lampung Timur di Sumatera dan merupakan salah satu dari 23 tersangka JI yang ditahan dalam beberapa minggu terakhir oleh pasukan kontra-teror Indonesia.
Polisi Indonesia telah menangkap 228 tersangka teroris pada tahun 2020.
Mereka telah merilis video Zulkarnaen berbicara dengan petugas setelah penangkapannya dan merinci perannya dalam serangkaian pemboman mematikan di tanah airnya.
Dan dia mengungkapkan pertemuan rahasia yang mengarah pada keputusan JI untuk mengebom dua klub malam di Bali pada Oktober 2002, bersama dengan bagaimana pemboman lain direncanakan dan dijalankan.
Zulkarnaen menceritakan bagaimana dia dipanggil ke pertemuan dengan Hambali, yang disebut letnan al-Qaeda di Asia Tenggara, yang mengatakan kepadanya bahwa mereka perlu melakukan serangan terhadap orang asing.Plot Bali kemudian ditetaskan.
Sari Club dan Paddy's Bar di pusat Kuta dibom dan 200 orang tak bersalah tewas, bersama dengan dua pelaku bom bunuh diri. Di antara korban adalah 88 warga Australia.
Juru bicara polisi nasional Indonesia Argo Yuwono menggambarkan Zulkarnaen sebagai arsitek dan dalang teror bom dan pemimpin militer JI.
Ia menjadi kepala operasi JI setelah penangkapan Hambali di Thailand pada tahun 2003. Hambali sejak itu ditahan oleh AS di Teluk Guantanamo.
Zulkarnaen masih dalam tahanan polisi Indonesia dan diperkirakan akan menghadapi serangkaian tuduhan atas beberapa pemboman di seluruh Indonesia.