Menurut Freeman, tuduhan ini sama sekali tidak benar.
Dalam artikelnya berjudul "Belt and Road Initiative Is Not A Debt Trapping Africa", sampai saat ini dari data yang ia kumpulkan tidak mendapatkan pengambilalihan proyek apapun dan tidak ada penyitaan aset apapun di Afrika oleh China dari negara yang memang berhutang ke China.
Contohnya manipulasi ini adalah dari artikel milik Heather Zeiger berjudul "China and Africa: Debt-Trap Diplomacy?"
Dalam artikel itu menjelaskan jika Kenya menderita kekurangan finansial karena Covid-19 dan tidak bisa memenuhi syarat pinjaman untuk Jalur Kereta Pengukuran Standar (SGR).
Namun, Zeiger menekankan kasus diplomasi jebakan utang dengan membuat kalimat pengandaian seperti ini: "jika Kenya gagal membayar, China mungkin bisa menerima pembayarannya dari proyek sampingan Pelabuhan Mombasa, meskipun pemerintah China telah mengatakan mereka tidak berniat melakukan ini."
Freeman menyatakan dari data yang ia dapat dari China-Africa Research Initiative (CARI), penelitian yang dilaksanakan Universitas Johns Hopkins, setelah mengulas lebih dari 1000 pinjaman, mereka melaporkan bahwa "kami tidak melihat contoh apapun di mana kami bisa mengatakan China secara mudah menjebak negara lain dalam utang, dan menggunakan hutang tersebut untuk meraup keuntungan tidak adil atau strategis di Afrika, termasuk 'penyitaan aset'."
Meski begitu, hal ini tidak mencegah pejabat pemilihan AS dan DPR dari partai Demokrat dan Republik untuk secara abai menyatakan mantra jebakan utang ini.
Propaganda ini sangatlah kuat sampai merembet ke mana saja, sampai-sampai beberapa pihak Afrika telah menyebut informasi ini berulang kali.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR