Advertorial
Intisari-Online.com -Hingga kini, konflik China dan India di wilayah perbatasan di Himalaya maish belum menemukan penyelesaian.
Puncak konflik kedua negara terjadi pada Juni lalu, ketika pertempuran tangan kosong antara pasukan kedua negara menewaskan 20 tentara India dan sejumlah tentara China yang dirahasiakan jumlahnya.
Pertempuran tersebut meningkatkan ketegangan dan memicu penempatan besar-besaran di daerah perbatasan kedua negara.
Kedua belah pihak sejak itu berusaha meredakan situasi melalui jalur diplomatik dan militer, tetapi hanya membuat sedikit kemajuan, mengakibatkan tentara India dan China berhadapan dalam suhu di bawah nol derajat di gurun salju Ladakh.
Setelah berbulan-bulan mengalami kemajuan yang tidak menentu, kedua belah pihak sedang membahas penarikan militer dari gurun dataran tinggi di mana suhu telah turun hingga 18 derajat di bawah Celcius, menurut tiga pejabat Pemerintah India.
Namun, baru saja rencana itu berkumandang, China sudah bikin gara-gara lagi.
Menurut sebuah citra satelit, China tampaknya telah membangun desa, jalan, dan bunker penyimpanan di dekat perbatasan yang disengketakan dengan India serta di wilayah Bhutan.
Itu menurut citra satelit yang baru diakuisisi oleh outlet berita India NDTV dan ditangkap oleh perusahaan satelit AS Maxar.
Melansir Express.co.uk, Rabu (25/11/2020), laporan mengklaim, pembangunan tersebut telah dilakukan di dekat wilayah Doklam di Himalaya.
Sebuah desa juga telah didirikan lebih dari satu mil ke Bhutan dan jalan yang membentang kira-kira enam mil ke negara itu.
Namun, seorang pejabat Bhutan, Mayjen Vetsop Namgyel, membantah keberadaan desa seperti itu - yang dilaporkan disebut Pangda - di dalam perbatasan Bhutan.
Selain itu, China rupanya juga mencari sekutu baru yang sama-sama berkonflik dengan India untuk melawan India.
Melansir Express.co.uk, Rabu (2/12/2020), China dan Pakistan telah menandatangani kesepakatan militer baru di tengah meningkatnya ketegangan dengan India.
Diketahui bahwa dalam waktu yang lama Pakistan dan India memperebutkan wilayah Kashmir, sebuah wilayah di Himalaya di mana Pakistan dan India saling mengklaim penuh meski sudah mendapat setengah bagian.
Kesepakatan baru antara China dan Pakistan tersebut bisa menambah ketegangan pada hubungan India dengan China yang juga mendukung Nepal dalam sengketa wilayahnya dengan India di Kalapani.
Jenderal Wei Fenghe, menteri pertahanan China, bertemu dengan Presiden Pakistan Arif Alvi dan Perdana Menteri Imran Khan di Islamabad pada hari Selasa.
Media pemerintah China melaporkan bagaimana Jenderal Wei mendesak kedua negara untuk "mendorong hubungan militer-ke-militer ke tingkat yang lebih tinggi".
Dia mengatakan ini akan "dengan tegas menjaga kedaulatan dan kepentingan keamanan kedua negara dan menjaga perdamaian dan stabilitas regional".
Presiden Alvi "dengan tegas mendukung sikap China pada masalah yang terkait dengan Laut China Selatan, Taiwan, Xinjiang, Tibet, dan sebagainya", menurut media pemerintah China.
Pertemuan itu menyusul kunjungan ke Nepal di mana Jenderal Wei menawarkan dukungannya untuk Nepal melawan India.
Menurut Global Times yang dikelola Partai Komunis, Jenderal Wei berkata: "China dengan tegas mendukung Nepal untuk menjaga kemerdekaan nasional, kedaulatan, dan integritas teritorialnya."