China telah meningkatkan frekuensi patroli penjaga pantai bersenjatanya.
Sementara pekan lalu AS menerbangkan dua pembom berat supersonik ke zona identifikasi pertahanan udara China di timur laut Taiwan.
"Ketakutan dan salah perhitungan selalu ada."
"Seperti tabrakan dekat dua fregat milik AS dan China dua tahun lalu," ungkap Lorenzana.
Pada 2018, sebuah kapal perusak China nyaris bertabrakan dengan kapal perang AS yang melakukan patroli "kebebasan navigasi" di Laut China Selatan.
China terus menegakkan klaimnya atas Laut China Selatan, termasuk Laut Filipina Barat, meskipun ada klaim teritorial dari Manila dan tetangga regional Vietnam, Malaysia, Brunei, dan Taiwan.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada umumnya berhenti menantang Beijing atas ketegangan ototnya di kawasan itu sebagai imbalan atas investasi China.
Tetapi dia menghadapi reaksi balik yang meningkat setelah manfaat finansial yang dijanjikan gagal terwujud.
Analis keamanan memperingatkan perang dagang Donald Trump dengan Beijing telah menempatkan Filipina dalam posisi yang sulit.
Ini karena mereka tidak ingin membuat marah China tetapi pada saat yang sama membutuhkan AS untuk menjaga keseimbangan kekuatan di Laut China Selatan.
Tapi Kekalahan Trump dari Joe Biden dalam pemilihan AS berarti Duterte sekarang harus mempertimbangkan bagaimana menangani kepentingan Amerika di wilayah tersebut.
Dia sudah dua kali menangguhkan keputusan untuk membatalkan Perjanjian Pasukan Kunjungan yang telah berusia dua dekade yang menetapkan aturan untuk pasukan AS yang beroperasi di negaranya.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR