Advertorial
Intisari-online.com - Ini debat lama.
Ada pelatih yang setuju, tapi banyak yang kontra karena khawatir berhubungan intim akan menghabiskan stamina.
Kita tahu bahwa setelah berhubungan seks, kadar hormon testosteron akan turun.
Testosteron berfungsi bagi pembentukan otot dan meningkatkan kinerja, daya tahan, serta keterampilan fisik.
BACA JUGA:Wahai Wanita, Suruh Pasanganmu Mengonsumsi Ini Agar Spermanya Banyak, Gesit, dan Kuat
Hormon ini juga terkait erat dengan sikap agresif.
Pelatih olahraga yang melarang hubungan seks sebelum pertandingan percaya bahwa "frustrasi seks" akan meningkatkan agresivitas.
Kalau hubungan seksdilakukan dan ejakulasi terjadi, jumlah testosteron berkurang.
Siatlettidak lagi agresif.
Muhammad Ali, mantan juara tinju kelas berat yang dijuluki The Greatest, adalah pendukung kuat mazhab "puasaseks" ini.
Ia bisa sampai enam minggu pantangsekssebelum bertanding.
BACA JUGA:Kisah Nyata: Pengakuan Pria Panggilan Yang telah Meniduri 1.700 Wanita
The Greatest mungkin benar.
Tapi sampai sekarang belum ada studi ilmiah yang menyimpulkan hubungan sebab-akibat antara puasaseksdengan peningkatan kinerja, daya tahan, atau kekuatan.
Kesimpulannya, kedua mazhab itu sama-sama benar - sekaligus sama-sama salah.
Dengan atau tanpasekssebelumnya, seorangatletbisa berprestasi.
Pelari maraton Marty Liquori punya teorinya sendiri, "Seksmembuat Anda bahagia, dan orang yang bahagia tidak akan berlari pelan."
Ada juga argumen guyon ala Casey Stengel berikut ini.
"Bukan soal siatletngeseksatau tidak di malam sebelum pertandingan, tapi yang gawat justru kalau mereka berkeliaran sepanjang malam untuk mencarinya."
Yang bukanatlet, ya enggak masalah to? (K Tatik Wardayati)
BACA JUGA:Mohamed Salah, Pahlawan Liverpool yang Mengubah Pandangan Rakyat Inggris Terhadap Islam