Advertorial

Sumringah Dibantu Merdeka, Ternyata Timor Leste hanya Dkibuli Amerika, Kemerdekaan Timor Leste Justru Memberikan Keuntungan Ini Pada Amerika

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Apa yang dipertaruhkan di Timor Leste dan mengapa AS setuju untuk membiarkan bagian itu diambil dari sekutu lamanya, Indonesia?
Apa yang dipertaruhkan di Timor Leste dan mengapa AS setuju untuk membiarkan bagian itu diambil dari sekutu lamanya, Indonesia?

Intisari-online.com - Kemerdekaan mungkin adalah sesuatu yang istimewa bagi rakyat Timor Leste.

Namun, di baliknya ada campur tangan dan kepentingan imperalis barat untuk mencari untung dari hal itu.

Seperti kita tahu, Timor Leste berhasil merdeka setelah dibantu Australia melawan Indonesia, sekaligus melalui refrendum oleh PBB tahun 2002.

Akan tetapi Amerika juga ternyata memiliki kepentingan terselubung dari kemerdekaan Timor Leste.

Baca Juga: Salah Incar Wanita Mungil, Pencuri HP Justru Babak Belur Dihajar, Tak Disangka Korban Petarung MMA

Apa yang dipertaruhkan di Timor Leste dan mengapa AS setuju untuk membiarkan bagian itu diambil dari sekutu lamanya, Indonesia?

Menurut Leftcom.org, Timor Leste terletak secara strategis di jalur pelayaran internasional yang penting dan dekat dengan pasokan minyak regional yang sama pentingnya.

Dengan demikian, kepentingan kapitalisme Australia dilayani dengan memberi mereka bagian dalam kendali sumber daya ini.

Sambil membiarkan AS lebih mengontrol aliran minyak di Asia.

Baca Juga: Meski Susah Bernapas dan Terlihat Aneh, Rupanya Inilah Tujuan Utama Wanita Apatani Menyumbat Hidung Mereka dengan Kayu dan Menato Wajah

Pada 17 Desember 2002, parlemen Timor Leste meratifikasi Perjanjian Laut Timor.

Sembilan puluh persen dari pendapatan seharusnya masuk ke penguasa baru Timor Leste, sisanya akan diberikan kepada mitra Australia mereka.

Pecahnya kerusuhan menyebabkan mereka menangguhkan pemungutan suara dari tanggal 11 Desember hingga 17 Desember 2002.

Saat ini hanya ConocoPhillips yang menguasai satu-satunya pembangunan di lapangan Bayu-Undan di Celah Timor.

Pabrik yang sedang dikerjakan dengan biaya 1,7 miliar dollar AS di Darwin, Australia untuk memurnikan minyak dan gas serta memasok kebutuhan energi Tokyo Electric Power dan Tokyo Gas selama 17 tahun setelah pabrik dibangun.

Shell, Osaka Gas dan Woodside Energy juga memiliki kepentingan dalam pengembangan bidang minyak dan gas ini.

Baca Juga: Jadi Presiden AS Berikutnya, Benarkah Joe Biden Akan Lakukan Lockdown di Amerika? Jawabannya Sangat Berbeda dengan Trump

Para pekerja dan elemen-elemen yang dieksploitasi di pinggiran kapitalisme ini menderita melalui "perang pembebasan" dan kekerasan parah oleh Indonesia.

Hal itu didukung sepenuhnya oleh modal AS hanya untuk mendapatkan pemerintahan baru, lagi-lagi dengan bantuan modal AS.

Osaka Gas dan Woodside Energy juga memiliki kepentingan dalam pengembangan bidang minyak dan gas ini.

Ini menggambarkan pemisahan yang jelas dari gerakan pembebasan nasional selama fase naik atau progresif kapitalisme dengan karakternya saat ini.

Yaitu sistem yang sepenuhnya membuat bangkrut dan reaksioner.

Xanana Gusmao sebagai veteran pembebas nasional pernah mengatakan, "kita lebih bergantung dari sebelumnya, hidup dari kekuatan dan keterampilan orang lain."

Dia menunjukkan sifat sebenarnya dari gerakan pembebasan nasional yang berpindah dari satu pelindung imperialis ke yang lain.

Baca Juga: Viral Mobil Rp102 Juta Tabrak Motor Rp699 Juta, Jangan Langsung Emosi, Begini Aturan Ganti Rugi Kendaraan Rusak Akibat Kecelakaan

Timor Leste dielu-elukan sebagai negara demokrasi pertama di era milenium dengan bantuan Amerika, melalui tangan Australia.

Dikatakan bahwa, setengah negara itu dilindungi oleh kekuatan imperalis.

Padahal negara itu mengatakan ingin melakukan perjuangan lepas dari penindasan, kenyataannya malah diam saja dengan imperalis barat.

Pada kenyataanya, Timor Leste tidak menentang kepentingan imperalis AS atau mendukung segala jenis perjuangan melawan penindasan.

Artikel Terkait