Advertorial

Harga Pangan Naik di Supermarket, Kim Jong Un Ancam Beri Hukuman Serius bagi Warga Korut yang Sisakan Makanan

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Intisari-Online.com - Pemimpin Korea Utara ( Korut) Kim Jong Un dilaporkan bakal memberi hukuman ke warganya yang masih menyisakan makanan.

Keputusan itu dibuat oleh Partai Buruh Korea di tengah kesulitan Pyongyang memberi makan rakyatnya karena berbagai bencana alam tahun ini.

Dalam arahan yang dikeluarkan partai, pemerintah mengancam bakal memberi "hukuman yang kuat" bagi siapa pun yang dianggap gagal melindungi ekonomi negara.

"Bentuk kegagalan melindungi kameradnya adalah menyisakan makanan dan membuangnya," demikian arahan yang dibuat Partai Buruh.

Baca Juga: Ingat, Jangan Pernah Gunakan Plastik dengan Ciri Seperti Ini untuk Bungkus Makanan, Kalau Tidak Ingin Nginap di Rumah Sakit

Ancaman itu muncul setelah setelah pada Agustus hingga September, tiga badai menghantam Korea Utara.

Menyebabkan kerusakan pada sawah.

Bencana alam itu menyebabkan ekonomi Korut makin menderita, setelah mereka dilanda sanksi internasional dan pandemi virus corona.

Sekutu sekaligus negara tetangga China bergerak cepat dengan mendonasikan padi dan 550.000 ton pupuk untuk mengerek hasil sawah Pyongyang.

Baca Juga: Sudahlah, Disebut Gencatan Senjata Pun Armenia Tumbang Oleh Azerbaijan, Rupanya Lewat Senjata Sederhana Ini Azerbaijan Bisa Menang Banyak: Masa Depan Peperangan Ada di Senjata Itu

Sumber internal Korut kepada Radio Free Asia mengungkapkan, komite pusat partai sudah memerintahkan warga agar ikut mencari solusi.

Selain itu, mereka diharuskan mulai menggalakkan sistem penyimpanan makanan, di mana perintah itu juga bertujuan melindungi sistem sosialis mereka.

"Perintah itu juga berisi peringatan bahwa pemerintah tak segan melakukan penindakan jika ada yang ketahuan membuang makanannya," kata si sumber.

Sumber yang tinggal di Provinsi Hamgyong Utara itu menyoroti penurunan panen biji-bijian, bakal menyulitkan pemerintahan Kim Jong Un memberi makan rakyatnya.

Baca Juga: Begitu Tahu Joe Biden Terpilih Sebagai Presiden Amerika, Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin Langsung Lakukan Pertemuan Virtual, Apa yang Dibicarakan?

Sejak Januari, pemerintah menghentikan segala kegiatan perdagangan karena virus corona, termasuk juga dengan "Negeri Panda".

Pengetatan lain yang dilakukan Korea Utara adalah masyarakat diminta tak menggelar perayaan Tahun Baru dengan banyak makanan.

Pemerintahan Kim meminta agar warga hanya menyediakan buah dan sayur.

Sementara untuk tamu hanya boleh makan mi.

Baca Juga: Viral, Video Buaya Sepanjang 2 Meter Dianggap Jadi-jadian, Dipelihara dalam Rumah dan Diselimuti Kain, Disebut Kembaran Manusia

Kue beras maupun roti dilarang disajikan.

Sumber kedua yang berasal dari Provinsi Ryangganag menuturkan, polisi berpatroli di jalan-jalan dan memastikan tak ada orang yang membawa gandum atau beras.

"Harga-harga pangan naik di supermarket karena baik beras maupun gandum dilarang."

"Sehingga publik juga ikut terdampak," ujar si sumber dikutip Daily Mail Rabu (11/11/2020).

Baca Juga: Miliki Masalah dengan Tikus yang Datang dan Pergi di Dalam Rumah? Begini Cara Alami Mengusirnya Tanpa Harus Membunuh, Cukup dengan Bahan yang Ada di Dapur

Pada Mei, pakar menyatakan bahwa Pyongyang hanya bisa memanen setidaknya 860.000 ton bahan pangan, dari 5,5 juta ton yang dibutuhkan.

Kelaparan merupakan ancaman di negara terisolasi, yang pernah menderita sangat hebat pada 1990-an, dikenal sebagai "The Arduous March".

Krisis ekonomi yang terjadi pada 1994 sampai 1998 tersebut bermula setelah Uni Soviet menarik diri, diperparah dengan banjir dan kekeringan.

Baca Juga: Tak Ada Takutnya Dimusuhi Banyak Negara, Ternyata Ini Peringkat China dalam Daftar Militer Paling Kaya di Dunia, Kuat Modali Angkatan Bersenjatanya

Diperkirakan sekitar 3,5 juta orang dari total populasi Korut yang mencapai 22 juta tewas, dengan puncaknya terjadi pada 1997.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kim Jong Un Ancam Beri Hukuman bagi Warga Korut yang Sisakan Makanan"

Artikel Terkait