Advertorial
Intisari-Online.com - Gedung Putih merupakan istana kepresidenan Presiden Amerika Serikat (AS).
Gedung ini merupakan kediaman resmi presiden dan keluarganya selama masa jabatannya sebagai presiden.
Siapa pun presiden AS, maka dia berhak menempati Gedung Putih.
Nah, karena Joe Biden dilaporkan memenangkanPilpres AS, maka dia akan menjadi Presiden AS berikutnya.
Diketahui, Biden mendapatkan 290 suara elektoral hingga Minggu (8/11/2020) dini hari WIB.
Sementara Donald Trumpbelum beranjak dari 214 suara elektoral.
Dengan jumlah suara itu, maka Biden telah melewati syarat 270suara elektoral untuk melangkah ke Gedung Putih.
Hanya saja, Presiden Donald Trump dilaporkan tak terima.
Bahkan diadikabarkan bakal membentengi diri dan menolak keluar dari Gedung Putih jika Joe Biden menang Pemilu AS.
Trump menilai bahwa keunggulan Biden dari dirinya karena dia telah dicurangi.
Petahana mengeklaim tanpa bukti keunggulan yang dia dapatkan sudah direnggut, sehingga dia berencana untuk menggugat ke mahkamah agung.
Daripada mengakui kekalahan seperti yang dilakukan pendahulunya, petahana mengindikasikan dia akan bertarung untuk bertahan di Gedung Putih.
Berdasarkan laporan CNN, presiden berusia 74 tahun itu tidak mempersiapkan pernyataan berisi mengakui kemenangan saingannya dari Partai Demokrat itu.
Bahkan berdasarkan pengakuan sumber terdekat Trump, sang presiden dalam beberapa hari terakhir tak menyiratkan mengakui kekalahan.
Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows dilaporkan tidak berusaha untuk memberi tahu presiden mengenai realitas yang sudah terjadi.
Tim kampanye presiden sendiri dilaporkan berusaha menggalang dana 60 juta dollar AS Rp953,2 miliar) untuk biaya gugatan ke pengadilan.
Sumber internal presiden menuturkan, sejumlah pembantunya membeberkan ide agar presiden dari Partai Republik itu agar tetap diam.
Alasannya, menyebut Pemilu AS curang selain menghancurkan bisnisnya, juga bisa memupuskan apa pun ambisi politiknya d masa depan.
Juru bicara Joe Biden, Andrew Bates, menyatakan mereka tidak khawatir Trump menolak keluar.
Karena dia pasti akan dikawal oleh keamanan.
"Pemerintah AS tentu punya kemampuan mumpuni untuk menyeret keluar adanya orang yang masuk tanpa izin di Gedung Putih," kata Bates.
Dilansir Daily Mirror pada Sabtu (7/11/2020), Trump sebelumnya sudah mengumandangkan kemenangan setlah beberapa negara bagian kunci menunjukkan merah, warga Republik.
Namun begitu surat suara dari pos didatangkan dan dihitung, seketika keunggulan berbalik menjadi milik Biden, seperti di Pennsylvania saat ini.
Saat ini berdasarkan proyeksi dari lembaga survei Decision Desk HQ, Biden sudah merebut Pennsylvania dan mendapatkan 20 suara elektoral.
Dengan demikian, mantan senator Delaware tesebut menjadi presiden ke-46 karena melewati angka 270 seperti yang disyaratkan untuk melenggang ke Gedung Putih.
(Ardi Priyatno Utomo)
(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Trump Disebut Bakal Membentengi Diri di Gedung Putih jika Biden Menang Pemilu AS")