Advertorial
Intisari-Online.com -Pada tahun 1958 meletuslah Pemberontakan Rakyat Semesta (Permesta) di kawasan Indonesia Timur.
Tidak hanya pasukan lokal yang terlibat dalam aksi makar tapi juga melibatkan dukungan dari militer AS dan para agen CIA.
Militer AS yang berpangkalan di Filipina (Clark Air Force Base) memberi dukungan pesawat-pesawat tempur, persenjataan dan logistik lain kepada para pemberontak dan para agen CIA demi melumpuhkan pemerintahan RI.
Presiden Soekarno (Bung Karno) yang sudah memahami bahwa dirinya menjadi orang yang diincar untuk dibunuh oleh para agen CIA sebenarnya sangat marah.
Menurut Bung Karno seperti tertulis dalam buku biografi Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, PT Media Pressindo 2007, jika CIA memang menargetkan dirinya mereka tidak perlu menjadi pilot-pilot pesawat tempur Permesta (AUREV) dan membunuhi warga sipil.
Maka ketika salah satu pesawat pembom B-25 yang diterbangkan agen CIA, Allan Pope, berhasil ditembak jatuh oleh pesawat tempur AURI/TNI AU.
Pope sendiri tertangkap dan ketika diadili langsung dijatuhi hukuman mati.
Bung Karno yang sudah demikian marah terhadap ulah para agen CIA di Indonesia menyatakan mendukung atas hukuman mati yang dijatuhkan kepada Allan Pope.
Hal itu karena aksi kejahatan yang dilakukannya sulit diampuni.
Pemerintah AS yang saat itu berada di bawah pemerintahan John F Kennedy, berusaha keras melobi Bung Karno agar membebaskan Allan Pope dari hukuman dan segera memulangkannya ke AS.
Upaya Gedung Putih (Washington) untuk melobi Bung Karno sebenarnya menemui kesulitan.
Tapi setelah istri Allan Pope boleh bertemu dengan Bung Karno, sambil menangis tersedu-sedu dan memohon, wanita yang terbilang cantik itu akhirnya berhasil meluluhkan hati Bung Karno.
Dalam berbagai sumber buku yang menulis tentang Bung Karno, Presiden pertama RI ini memang akan selalu luluh ketegaran hatinya setiap berhadapan dengan wanita cantik yang datang sambil ‘merengek-rengek’.
Atas bujukan isteri Allan Pope, agen CIA yang sebenarnya selalu mendapat perlakuan baik itu, melalui grasi Presiden, diam-diam memang dibebaskan Bung Karno dan secara rahasia kemudian dipulangkan ke AS.
(Sumber Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, PT Media Pressindo, 2007).
Agustinus Winardi
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul "Bung Karno Terpaksa Bebaskan Agen Rahasia CIA Dari Hukuman Mati Karena Bujuk Rayu Seorang Wanita Cantik"