Advertorial

Bukan Donald Trump Apalagi Joe Biden, Ternyata Inilah Sosok Orang Amerika yang Dianggap Paling Berbahaya Bagi China, Makin Bahaya Jika Calonkan Diri Menjadi Presiden AS

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Entah Donald Trump ataupun Joe Biden, keduanya akan memberikan dampak besar pada kebijakan Amerika berikutnya.
Entah Donald Trump ataupun Joe Biden, keduanya akan memberikan dampak besar pada kebijakan Amerika berikutnya.

Intisari-online.com - Saat ini Donald Trump mungkin dianggap menyusahkan China, namun nyatanya China merasa kebijakannya masih dinilai wajar.

Semenatara itu, saat ini Amerika tengah dalam proses transisi kepemimpinan, karena pemilu presiden tengah digelar.

Kandidatnya yang akan menjadi Presidn Amerika adalah Joe Biden dan Donald Trump.

Entah Donald Trump ataupun Joe Biden, keduanya akan memberikan dampak besar pada kebijakan Amerika.

Baca Juga: Emmanuel Macron Bela Kartun Gambar Nabi Muhammad, Al-Qaeda Beri Peringatan Mengerikan, 'Membunuh Orang yang Menghina Nabi MuhammadAdalah Hak Setiap Muslim'

Tentu saja hal ini akan berpengaruh terhadap musuh bebuyutan mereka yaitu China.

Menukil 24h.com.vn, pada Senin (02/11/20), entah Donald Trump ataupun Joe Biden, yang bakal menjabat Beijing tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi selanjutnya.

Tentu saja, sikap Amerika yang dipandang Anti-China tidak akan berubah dan tampaknya akan sama saja.

Namun, bukan Joe Bidan ataupun Donald Trump yang dianggap membahayan China, tetapi sosok yang diperkirakan akan mencalon diri sebagai Presiden AS 2024 ini yang dipandang berbahaya.

Baca Juga: Sesekali, Coba Deh Masak Nasi dengan Air Mendidih, Anda Pasti Akan Menyukai Hasilnya!

Menurut South China Morning Post, para pemimpin China mempertimbangkan jauh ke depan, mimpi buruk China ini mungkin akan mencalonkan diri menjadi presiden tahun 2024.

Sosok yang dimaksud tersebut, ternyata adalah Mike Pompeo.

Mike Pompeo saat ini tengah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Amerika Serikat di bawah rezim Donald Trump.

Bagi Beijing, Mike Pompeo adalah mimpi buruk, diprediksi akan menjadi kandidat teratas dalam perebutan kursi kepresidenan berikutnya.

Joe Biden kemungkinan besar akan menjadi versi 2.0 dari mantan Presiden Barack Obama. Dia akan kembali berbicara dengan Beijing, kata SCMP.

Dan begitu keduanya "berteman" lagi, kandidat Demokrat akan membentuk koalisi global yang luar biasa secara ekonomi dan militer, yang telah dipengaruhi secara negatif oleh kebijakan "America First".

Baca Juga: Beda Cara China dan Amerika dalam Dekati Indonesia, Ternyata Amerika Dianggap Lebih Suka Pakai Otot, Sementara China Lebih Halus Menggunakan Otak

Biden dapat melanjutkan peran kepemimpinannya dalam Trans-Pacific Partnership (TPP), salah satu pencapaian Presiden Obama telah dieliminasi oleh penggantinya,Donald Trump.

Sebaliknya, jika Trump menang, masa jabatan keduanya dapat melihat konsekuensi mengerikan dari perang perdagangan, persaingan teknologi, dan ketegangan diplomatik antar negara.

Konflik di Laut China Selatan atau Selat Taiwan antara Amerika Serikat dan China juga dimungkinkan karena kedua negara meningkatkan aktivitasnya di kawasan tersebut.

Namun, dengan sifatnya yang tidak menentu, Presiden Trump mungkin memutuskan untuk meredakan ketegangan untuk sementara waktu.

Sedangkan pada pemilihan presiden AS pada 2024 dan kemungkinan kemenangan yang sangat tinggi bagi Tuan Pompeo akan menjadi "mimpi buruk" bagi pemerintah Beijing.

Sebagai orang yang konservatif, tidak seperti Tuan Trump, Menteri Luar Negeri Pompeo bertugas di militer, jadi dia pasti akan mengambil pendekatan politik yang lebih ketat dan lebih tepat.

Baca Juga: Ditentang Banyak Orang, UU Cipta Kerja Resmi Berlaku dan Sudah DItandatangani Jokowi, Kini Berisi 1.187 Halaman

Mantan kepala Badan Intelijen Pusat sebelum menjadi Menteri Luar Negeri AS, Pompeo dikenal sebagai sosok yang menentukan dalam kebijakan luar negeri anti-China-nya.

Dialah yang menganalisa dan memberikan tuduhan dan kritik yang membuat para diplomat China sulit merespon, kata SCMP.

Perjalanan terakhir Pompeo ke Asia ke Asia Selatan dan Asia Tenggara pada akhir Oktober dipandang sebagai tindakan mengekang pengaruh Beijing di wilayah tersebut.

Ini dilihat sebagai bukti potensi kepemimpinan Sekretaris Pompeo.

Jadi, menurut banyak pengamat, mulai dari teknologi hingga persenjataan , area apa pun yang dibutuhkan China untuk mengejar ketertinggalannya dengan AS.

China harus melakukannya dengan cepat dalam empat tahun ke depan. Beijing perlu bersiap untuk sesuatu yang jauh lebih buruk yang dapat muncul dari Washington.

Artikel Terkait